kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik, didorong optimisme paket stimulus AS


Jumat, 15 Januari 2021 / 07:30 WIB
Harga minyak naik, didorong optimisme paket stimulus AS
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (15/1). Pukul 07.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2021 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 53,79 per barel, naik 0,37% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 53,57 per barel.

Kenaikan harga minyak didorong oleh optimisme paket stimulus Amerika Serikat (AS) dapat meningkatkan pengeluaran dan mengangkat permintaan bahan bakar.

Selain itu, kenaikan harga minyak juga tertopang oleh melemahnya dolar AS.

"Dengan penguatan harga minyak karena dolar melemah, pasar minyak mampu naik," kata Jim Ritterbursch, presiden Ritterbusch and Associates seperti dikutip Reuters.

"Fundamental spesifik minyak masih tampak cukup mendukung untuk mendorong kompleks ke wilayah tinggi baru dalam beberapa sesi perdagangan berikutnya," kata Ritterbusch.

Baca Juga: Harga minyak berbalik menguat berkat stok minyak AS yang turun

Presiden AS terpilih Joe Biden akan mengajukan persetujuan anggaran kepada Kongres sebesar US$ 1,9 triliun untuk membantu memulihkan ekonomi yang hancur akibat pandemi virus corona.

Di sisi lain, terobosan vaksin Covid-19 dan janji Arab Saudi untuk mengurangi produksi telah mendorong harga minyak sejak akhir Oktober lalu.

Produsen minyak menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan karena faktor-faktor termasuk kecepatan dan respons terhadap vaksin Covid-19 mengaburkan prospek, kata seorang pejabat di Badan Energi Internasional (IEA).

Arab Saudi, misalnya, membatasi pasokan minyak ke beberapa pembeli Asia, sementara Rusia berencana untuk meningkatkan produksi tahun ini, menurut media Rusia.

"Pemotongan di Saudi sudah diperkirakan sejak pekan lalu, bahkan sedikit lebih dari yang wajar di bawah kondisi pasar, dan rasionalisasi harga sudah lewat waktu," kata analis pasar minyak Rystad Bjornar Tonhaugen.

Selanjutnya: Harga minyak terkoreksi, dipicu kenaikan stok bahan bakar AS


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×