Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik pada Rabu (29/3) pagi, melanjutkan kenaikan di hari ketiga berturut-turut sejak awal pekan. Risiko gangguan pasokan dari Kurdistan Irak dan harapan gejolak sektor perbankan dapat diatasi menjadi penyokong kenaikan harga minyak.
Rabu (29/3) pukul 7.14 WIB, harga minyak WTI kontrak Mei 2023 di New York Merncantile Exchange menguat 0,79% ke US$ 73,78 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Mei 2023 di ICE Futures pagi ini menguat 0,57% ke US$ 79,65 per barel.
Pada hari Senin, harga minyak naik lebih dari US$ 3 setelah Irak terpaksa menghentikan ekspor sekitar 450.000 barel per hari (bpd) dari wilayah Kurdistan utara melalui Turki. Penghentian ini menyusul keputusan arbitrase yang mengonfirmasi persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak.
"Hilangnya minyak Irak utara ini merupakan masalah bagi pasar, dan saya pikir itu diremehkan," kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York kepada Reuters.
Baca Juga: Pergerakan Emiten Minyak Bergantung pada Harga Minyak Mentah Dunia
Barclays mengatakan, setiap penghentian ekspor Kurdi yang berlarut-larut sampai akhir tahun akan menyiratkan kenaikan harga minyak US$ 3 per barel dari perkiraan harga bank Brent sebesar US$ 92 per barel untuk tahun 2023.
Pengumuman hari Senin bahwa First Citizens BancShares Inc akan mengakuisisi simpanan dan pinjaman dari Silicon Valley Bank (SVB) yang bangkrut memberi harapan untuk sektor ini dan mengangkat harga saham bank Eropa lebih tinggi.
"Kekhawatiran atas masalah perbankan telah mereda untuk sementara menghilangkan ekspektasi resesi," kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.
Dolar AS yang lebih lemah, yang membuat minyak lebih murah bagi pembeli internasional, juga mengangkat harga minyak mentah, tambah Ritterbusch.
Baca Juga: Harga Minyak Turun, Kinerja Emiten Migas Bisa Tertekan
Harga minyak diperkirakan akan mendapat dukungan lanjutan dari tanda-tanda pemulihan permintaan di China. Unit penelitian China National Petroleum Corp memperkirakan, Impor minyak mentah China diperkirakan akan meningkat sebesar 6,2% pada 2023 menjadi 540 juta ton.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada hari Selasa mengatakan, Rusia perlu fokus pada peningkatan ekspor energi ke apa yang disebut negara-negara sahabat. Dia mencatat bahwa pasokan minyak Rusia ke India melonjak 22 kali lipat tahun lalu.
Stok minyak mentah AS terlihat meningkat sekitar 200.000 barel pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters. Tetapi analis mengatakan produk seperti bensin bisa turun.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Bergerak Tipis Usai Reli di Sesi Sebelumnya
Menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa, stok minyak mentah AS turun sekitar 6,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Maret. Sementara stok bensin turun sekitar 5,9 juta barel dan stok sulingan naik sekitar 550.000 barel..
Administrasi Informasi Energi akan merilis angka resmi pemerintah AS pada pukul 21.30 WIB pada hari Rabu (29/3).
Menekan harga minyak adalah pemogokan industri Prancis yang mengakibatkan kilang negara itu melemah sampai batas tertentu, menghambat pengiriman bahan bakar ke seluruh negeri dan menekan harga minyak mentah Eropa karena pelaku pasar ingin menjual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News