Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah sedikit berubah pada perdagangan hari ini. Harga emas hitam ini mulai stabil setelah tiga hari mengalami penurunan karena kekhawatiran bahwa kebangkitan kasus virus corona menghambat pemulihan permintaan bahan bakar, terlebih di saat yang sama ada peningkatan produksi dari Libya.
Selasa (20/10) pukul 14.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2020 diperdagangkan melemah 4 sen atau 0,1%, ke US$ 42,58 per barel. Ini memulihkan harga setelah jatuh ke level US$ 42,19 per barel pada awal sesi hari ini.
Sementara harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 naik tipis 1 sen menjadi US$ 40,84 per barel, setelah sebelumnya turun menjadi US$ 40,48 per barel.
Baca Juga: Harga emas turun tipis ke US$ 1.902,09 per ons troi selepas tengah hari
Berdasarkan perhitungan Reuters, kasus Covid-19 sudah tembus 40 juta pada hari Senin (19/10). Belum lagi, gelombang kedua virus corona tumbuh di Eropa dan Amerika Utara yang memicu tindakan pengetatan baru.
"Ini awan kesuraman di pasar minyak lagi," kata Vandana Hari, analis energi di Vanda Insights.
"Gambaran permintaan sudah lemah; sentimen pasokan terpukul pada hari Senin karena Arab Saudi dan Rusia menghindari sinyal bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali rencana peningkatan produksi OPEC+ Januari," lanjut dia.
Dalam pertemuan pada Senin (19/10) malam, dari panel menteri Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, berjanji untuk mendukung pasar minyak karena kekhawatiran tumbuh atas infeksi yang melonjak.
Namun, OPEC+ tetap berpegang pada kesepakatan untuk mengekang produksi sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) hingga Desember dan kemudian memangkas pemotongan kembali menjadi 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021.
Tiga sumber Reuters dari negara produsen OPEC+ menyebut, tetap ada opsi bahwa rencana kenaikan produksi mulai Januari 2021 bisa dibatalkan jika diperlukan.
"Kami tidak berpikir pasar minyak berada dalam posisi untuk menyerap sekitar 2% dari pasokan global yang OPEC+ diharapkan untuk dimulai kembali dari 1 Januari 2021," kata analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar dalam sebuah catatan.
Hal itu terjadi karena saat ini pasar minyak mentah global juga sedang mendapatkan tambahan produksi dari Libya. Negara yang beroperasi di luar pakta OPEC+ ini menambah kekhawatiran kelebihan pasokan.
Baca Juga: Harga minyak turun empat hari berturut-turut, gelombang kedua Covid-19 jadi alasan
Libya dengan cepat meningkatkan produksinya setelah konflik bersenjata menutup hampir semua produksi negara itu pada Januari. Output dari ladang terbesarnya, Sharara, yang dibuka kembali pada 11 Oktober, sekarang sekitar 150.000 barel per hari, atau sekitar setengah kapasitasnya, dua sumber industri mengatakan kepada Reuters.
Sementara itu, pedagang akan mengamati data persediaan minyak mentah dan produk dari American Petroleum Institute pada hari Selasa. Jajak pendapat Reuters menunjukkan, analis memperkirakan stok minyak mentah dan distilat AS kemungkinan turun dalam minggu terakhir.
"Sejak April kami telah melihat pemulihan ajaib dalam permintaan minyak - yang sekarang berada di sekitar 92% dari tingkat pra-pandemi, tetapi masih terlalu dini untuk menyatakan diakhirinya era penghancuran permintaan minyak COVID-19," kata analis pasar minyak di Rystad Energy, Louise Dickson.
Selanjutnya: Harga minyak acuan koreksi, diselimuti banjir produksi dan penurunan permintaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News