Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah mulai bergeliat. Hari ini, harga minyak terkoreksi tipis tapi masih lebih tinggi daripada Senin pekan lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, harga minyak saat ini belum terlalu aman dan pergerakan harganya masih berpotensi turun atau masih fluktuaktif. Terbaru, Libya meningkatkan produksinya sehingga menyebabkan pasokan minyak global meningkat.
“Akibatnya, harga minyak bisa turun tanpa diikuti permintaan, karena kondisi saat ini belum terlalu aman. Melihat banyaknya kasus Covid-19 yang terus meningkat, bisa mengurangi dari segi permintaan,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).
Di antara deretan emiten minyak dan gas (migas), Sukarno menilai prospek PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang akan paling berpengaruh dan diproyeksikan kinerjanya agak tertekan untuk tahun ini.
Kinerja MEDC pun tercatat turun. Per kuartal pertama 2020, Medco Energi membukukan pendapatan US$ 289,57 juta, meningkat 1,99% secara tahunan. Meski demikian, MEDC masih membukukan kerugian bersih US$ 19,97 juta, yang berbanding terbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni mencatatkan laba bersih hingga US$ 28,05 juta .
Baca Juga: Harga minyak memanas, bagaimana dampaknya bagi AKR Corporindo (AKRA)?
Sedangkan untuk emiten yang berkaitan dengan migas lainnya, seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Elnusa Tbk (ELSA), dinilai tidak terlalu berfokus pada bisnis minyak. Dus, penurunan kinerja akibat dampak harga minyak yang fluktuatif tidak akan terlalu signifikan.
AKRA tercatat tidak hanya memiliki bisnis distribusi bahan bakar minyak, tetapi juga memiliki bisnis penjualan lahan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). Sukarno juga menyebut, secara fundamental, kinerja AKRA sampai kuartal kedua 2020 masih mumpuni.
Baca Juga: Sejumlah sentimen berikut akan menyetir IHSG pekan ini, apa saja?
AKRA membukukan pendapatan senilai Rp 10 triliun atau naik 2,98% secara tahunan. AKRA mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 432 miliar di semester I-2020 atau tumbuh 10% secara tahunan.
Selain itu, Sukarno menilai saham AKRA juga menarik. Selain karena kinerja yang positif, saham penghuni Indeks Kompas100 ini juga sudah tergolong diskon dari segi valuasi. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham AKRA melemah 2,92% ke level Rp 2.660 dengan price to earnings (PE) ratio 12,37 kali.
Baca Juga: Harga minyak acuan kompak menguat di tengah ancaman Badai Beta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News