kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak memanas, bagaimana dampaknya bagi AKR Corporindo (AKRA)?


Senin, 21 September 2020 / 19:26 WIB
Harga minyak memanas, bagaimana dampaknya bagi AKR Corporindo (AKRA)?
ILUSTRASI. Fluktuasi harga minyak saat ini tidak terlalu berpengaruh banyak kepada kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia mulai memanas. Senin (21/9) pukul 19.02 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 40,30 per barel, turun 1,97% dari harga penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman November 2020 di ICE Futures berada di US$ 42,31 per barel, turun 1,95% dari harga penutupan perdagangan Jumat (18/9). Meski turun, harga minyak ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan awal pekan lalu.

Fluktuasi harga minyak saat ini tidak terlalu berpengaruh banyak kepada kinerja PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan, pada situasi harga minyak berfluktuatif seperti saat ini, pihaknya berusaha untuk mempertahankan margin absolut. “Sehingga bila harga minyak turun atau naik, impact untuk margin sangat kecil,” terang Suresh kepada Kontan.co.id, Senin (21/9).

Suresh melanjutkan, bisnis perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang dijalankan AKRA menggunakan bisnis model dengan mekanisme pass through. Sehingga beberapa komponen harga dan biaya akan diteruskan ke konsumen.

Baca Juga: Petronas dan AKR Corporindo (AKRA) kerja sama distribusi bahan kimia di Indonesia

Komponen harga tersebut antara lain mencakup harga minyak, nilai tukar rupiah, biaya impor yang mencakup pengiriman, dan komponen lain. “Kami memonitor pasar dan proyeksi yang dibuat oleh beberapa kalangan ahli. Yang kami pahami, harga minyak saat ini diharapkan stabil pada level saat ini,” sambung dia.

Untuk diketahui, AKRA mencatatkan kinerja yang positif sepanjang enam bulan pertama 2020. AKRA membukukan pendapatan senilai Rp 10 triliun atau naik 2,98% secara tahunan.

Di sektor perdagangan dan distribusi (baik perdagangan BBM maupun kimia dasar dan lainnya), pendapatan AKRA naik 1% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 9,17 triliun. Pendapatan  di sektor logistik ikut tumbuh 10% menjadi Rp 410 miliar di semester pertama seiring kontribusi pendapatan dari tangki penyimpanan. Sementara pendapatan dari tanah kawasan industri dan lainnya melesat  2.199% menjadi Rp 240,14 miliar di semester pertama 2020.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Targetkan Kontribusi Bisnis Baru ke Laba Jadi 25%

Suresh menegaskan, AKRA belum berencana untuk merevisi target kinerja tahun ini. Laba bersih konsolidasi tahun ini diperkirakan naik 15% dari tahun sebelumnya. Sementara untuk penjualan lahan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), AKRA menargetkan penjualan seluas 25 hektare hingga 30 hektare tahun ini.

Meski demikian, Suresh memastikan akan ada peninjauan kembali (review) alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Meski demikian, Sures masih belum membeberkan perihal besaran capex hasil revisi untuk tahun ini. “Tahun ini dengan situasi Covid-19, capex harus review lagi, mungkin di bawah budget awal,” pungkas dia.

Sebagai gambaran, awalnya AKRA mengalokasikan capex senilai US$ 25 juta–US$ 30 juta yang bakal digunakan emiten ini untuk pengembangan infrastruktur logistik, retail, dan kawasan industri.

Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) pastikan tak ada revisi target kinerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×