Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menyentuh level tertinggi dalam setahun terakhir di awal September ini. Penguatan harga minyak disokong oleh pengetatan pasokan dan ekspektasi bahwa kelompok produsen minyak OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi hingga akhir tahun.
Jumat (1/9) pukul 16.55 WIB, harga minyak WTI berada di US$ 84,36 per barel, menguat 0,87% dari penutupan perdagangan kemarin. Dalam sepekan, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini melonjak 5,67%. Harga minyak WTI mencatat posisi tertinggi sejak akhir Agustus 2022 atau dalam setahun terakhir.
Sejalan, harga minyak Brent berada di US$ 87,56 per barel, menguat 0,85% dalam sehari. Harga minyak acuan internasional ini menguat 4,31% dalam sepekan terakhir. Harga minyak Brent pun mencapai level tertinggi sejak akhir Agustus 2022.
Para analis memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Oktober. Prediksi ini menambah pemotongan yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.
Baca Juga: Kenaikan Inflasi Agustus 2023 Karena Faktor Basis Rendah
“Kami terus memperkirakan pemotongan akan diperpanjang, dengan harga di atas US$ 90 per barel (secara berkelanjutan) diperlukan untuk menarik pasokan OPEC kembali ke pasar, serta memberi insentif kepada produsen minyak serpih AS untuk meningkatkan aktivitas pengeboran,” kata National Australia Bank dalam catatan klien yang dikutip Reuters.
Rusia, eksportir minyak terbesar kedua di dunia, juga telah sepakat dengan mitra OPEC+ untuk mengurangi ekspor minyak, kata Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada hari Kamis.
Persediaan minyak mentah AS turun lebih dari perkiraan sebesar 10,6 juta barel pada minggu lalu, menurut data Energy Information Administration AS pada hari Rabu. Persediaan minyak mentah komersial telah anjlok 34 juta barel sejak pertengahan Juli.
Para pedagang dan investor sering kali memperlakukan perubahan dalam persediaan AS sebagai proksi perubahan dalam keseimbangan produksi-konsumsi global. Harga spot dan berjangka dapat naik jika terjadi penipisan stok secara terus-menerus.
Baca Juga: Resmi, Harga Pertamax & Shell Naik, Ini Daftar Harga BBM Terbaru Per 1 September 2023
“Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat juga terlihat jelas di pasar produk, dengan permintaan bensin yang terdorong lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam tiga minggu,” kata ANZ dalam catatan pada hari Jumat.
Pelemahan dolar AS, yang tampaknya akan mengakhiri kenaikan enam minggu berturut-turut, juga membantu harga. Penguatan dolar menekan permintaan minyak dengan membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Sebuah survei yang menunjukkan aktivitas pabrik di Tiongkok kembali berekspansi. Langkah pemerintah China untuk mendukung pasar perumahan Tiongkok yang melemah juga membantu meningkatkan harga minyak pada hari Jumat, karena para pedagang berharap hal tersebut akan merangsang permintaan di konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News