kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,57   4,24   0.47%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah tertekan lonjakan kasus Covid-19, picu kekhawatiran permintaan


Selasa, 10 Agustus 2021 / 05:56 WIB
Harga minyak mentah tertekan lonjakan kasus Covid-19, picu kekhawatiran permintaan
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada hari Senin (9/8), membangun penurunan tajam minggu lalu. Meningkatnya kasus Covid-19 memicu kekhawatiran perlambatan permintaan bahan bakar.

Melansir Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 4% pada satu titik untuk diperdagangkan serendah US$65,15, level yang tidak terlihat sejak Mei.

Kontrak minyak WTI memulihkan beberapa kerugian selama perdagangan sore dan akhirnya menetap 2,64% lebih rendah pada $66,48 per barel.

Sedangkan, harga minyak mentah Brent menetap di US$69,04 per barel dengan kerugian 2,35%, setelah mencapai level terendah US$67,60.

Baca Juga: Wall Street bervariasi, S&P merosot karena turunnya saham-saham energi

"Tantangan terbesar untuk pasar minyak tetap ketidakpastian seputar Covid-19 karena 'varian delta' telah membuat jumlah kasus harian tertinggi sejak awal 2021," kata Bank of America.

Pekan lalu, kedua kontrak turun lebih dari 7% untuk minggu terburuk sejak Oktober. Penurunan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran permintaan serta peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.

Administrasi Informasi Energi AS mengatakan Rabu bahwa stok minyak mentah naik 3,6 juta barel pada minggu sebelumnya. Sementara analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan penurunan 2,9 juta barel. Namun, stok bensin turun lebih besar dari perkiraan 5,3 juta barel.

Data dari China juga membebani minyak mentah pada hari Senin. Pertumbuhan ekspor negara secara tak terduga melambat pada bulan Juli dan impor naik 28,1% dari tahun sebelumnya. Ini di bawah perkiraan yang menyerukan peningkatan 33%.

China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, mengimpor 9,7 juta barel per hari pada Juli, bulan keempat berturut-turut di bawah 10 juta barel per hari, menurut analis Commerzbank.

"Penurunan harga berlanjut [Senin] di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan lagi," tulis perusahaan itu dalam sebuah catatan kepada klien.

“Pelaku pasar mengamati meningkatnya angka virus corona di Asia dengan kekhawatiran yang cukup besar, karena ini dapat mendorong pemerintah China untuk mengambil tindakan drastis sejalan dengan strategi nol Covid-19 yang ketat.”

Baca Juga: Berkah lonjakan harga minyak, laba Saudi Aramco naik 4 kali lipat

Kemungkinan perlambatan permintaan karena sebagian dari dunia mengembalikan langkah-langkah penguncian mengikuti peningkatan produksi bulan ini oleh OPEC dan sekutunya.

Pada April 2020, OPEC menerapkan rekor pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari karena pandemi melemahkan permintaan produk minyak bumi.

Minyak perlahan pulih dan WTI masih naik 40% untuk 2020. Pada bulan Juli, kontrak diperdagangkan setinggi US$76,98, harga yang tidak terlihat sejak 2014.

"Pasar minyak kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran di sini karena pasar fisik siap untuk tetap defisit hingga akhir tahun," kata Tom Essaye, editor Sevens Report.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×