Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan pasar mata uang (valuta) yang dinamis kini menjadi makin fluktuatif akibat tekanan dari sentimen global.
Menurut Trading Economics, Jumat (9/5) pukul 18.42 WIB, indeks dolar Amerika Serikat (AS) berada di level 100,45 bps, turun 0,24% secara harian. Dus, terhadap sejumlah valuta lain, USD juga melemah.
Misalnya pairing USD/EUR yang melemah 0,22% secara harian ke 1,12 euro per USD, USD/JPY yang melemah 0,52% secara harian ke 145,14 yen per USD, USD/AUD yang tipis ke 0,63 dolar Australia per USD, dan USD/CHF yang melemah 0,20% secara harian ke 0,83 franc per USD.
Namun, ada juga valuta yang justru keok di hadapan USD. Misalnya USD/NZD yang menguat 0,14% secara harian ke 0,58 dolar New Zealand per USD.
Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo,saat ini pasar valuta memang masih terbebani ketidakpastian global. Makanya, investor perlu mempertimbangkan pendekatan yang cermat dan terukur di tengah lanskap pasar valuta asing (valas) yang dinamis.
Baca Juga: DPK Valas Perbankan per Maret 2025 Tumbuh Pasca Kebijakan DHE SDA Mulai Berlaku
“Strategi diversifikasi portofolio mata uang menjadi krusial, menghindari konsentrasi modal pada segelintir aset,” sebut Sutopo kepada Kontan, Kamis (8/5).
Pasalnya, masing-masing valuta memiliki prospek serta pendorong pertumbuhan yang berbeda.
Sutopo mencontohkan, potensi sinergi antara GBP dan AUD didorong oleh kondisi ekonomi domestik yang kondusif. Sementara CHF dan JPY terdorong sifatnya sebagai safe haven yang menjaga stabilitas di tengah turbulensi pasar.
“Pemahaman mendalam terhadap indikator fundamental ekonomi menjadi kompas dalam mengidentifikasi peluang investasi yang terukur,” tegas Sutopo.
Baca Juga: Likuiditas Valas Mengetat, OJK Aktif Lakukan Komunikasi Dengan Perbankan
Lebih detail, fundamental ekonomi termasuk inflasi, pertumbuhan domestik bruto, tingkat pengangguran, serta arah kebijakan suku bunga dan retorika bank sentral.
Menurut Sutopo, investor perlu menunggu konfirmasi tren melalui penembusan level-level teknikal signifikan dan implementasi stop-loss order yang disiplin. Itu menjadi kunci mitigasi risiko.
Bagi pelaku trading jangka pendek, Sutopo menyarankan untuk mengeksplorasi strategi carry trade, yaitu meminjam uang dalam valuta bersuku bunga rendah dan menginvestasikannya dalam valuta bersuku bunga lebih tinggi.
“Dilakukan dengan memperhatikan stabilitas mata uang dan perbedaan suku bunga yang atraktif,” tambahnya.
Untuk investor dengan portofolio valas yang lebih substansial, instrumen lindung nilai seperti kontrak forward dapat diandalkan dalam mengamankan nilai aset.
Di luar itu, Sutopo menegaskan bahwa sifat pasar valas yang volatil dan responsif terhadap berbagai katalis global menuntut investor untuk fleksibel beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar.
“Bisa didukung dengan pemantauan berita dan analisis yang berkelanjutan,” tambah Sutopo.
Baca Juga: Nasabah Valas Merapat, Intip Kurs Dollar-Rupiah Hari Kamis (8/5) di 4 Bank Besar
Selanjutnya: Sudah Hampir 5 Bulan Pemerintah Baru Mau Buat Perpres MBG, Kepala BGN Buka Suara
Menarik Dibaca: Film Para Perasuk Rilis First Look, Perlihatkan Pemeran Dalam Adegan Fenomenal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News