Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah sedikit berubah pada hari Selasa (18/4). Data ekonomi yang optimistis pada konsumen minyak terbesar kedua China mengimbangi kekhawatiran bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dapat mengurangi pertumbuhan di negara konsumen utama tersebut.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent menetap 1 sen atau 0,01% lebih tinggi pada level US$85,25 per barel.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 3 sen atau 0,04% pada level US$80,86.
Perekonomian China tumbuh 4,5% lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama. Sementara throughput kilang minyak naik ke level rekor pada bulan Maret.
"Gambaran besar dengan pertumbuhan China masih menunjukkan pasar yang kekurangan pasokan," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.
Tetapi prospek kenaikan suku bunga AS lainnya tetap menjadi hambatan sentimen. Pedagang mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Mei.
Bank sentral AS kemungkinan besar memiliki satu lagi kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi, kata Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.
"Langkah selanjutnya mungkin bergantung pada pertumbuhan global dan apakah ekonomi dapat mengatasi badai baru-baru ini, terutama di AS, di mana kredit yang lebih ketat dapat secara signifikan membebani pertumbuhan untuk sisa tahun ini," kata Craig Erlam dari broker OANDA, mengacu pada prospek harga minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Stabil di Pagi Ini (18/4), Pasar Menanti Data PDB China
Minyak mentah juga ditekan oleh pemerintah federal Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) yang mengambil langkah menuju dimulainya kembali ekspor minyak utara dari pelabuhan Turki Ceyhan setelah dihentikan bulan lalu.
Dolar melemah pada hari Selasa setelah data China yang optimis. Dolar yang lebih kuat membuat harga komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
“Namun, sebagian besar pedagang percaya bahwa reli harga minyak mentah baru-baru ini membutuhkan koreksi,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Harga minyak mentah membukukan kenaikan selama empat minggu terakhir, rekor yang tidak terlihat sejak Juni 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News