Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah memperpanjang penguatan yang sudah terjadi dari sesi sebelumnya, di tengah ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar akan mulai pulih karena beberapa negara bagian AS dan negara di kawasan Eropa dan Asia mulai melakukan langkah-langkah pelonggaran lockdown.
Mengutip Reuters, Selasa (5/5) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 menguat 8,2% ke level tertinggi tiga minggu di US$ 22,06 per barel. Harga minyak yang menjadi benchmark AS ini telah menguat lima hari berturut-turut yang dimulai pada 29 April.
Serupa harga minyak mentah Brent kontrak pengiriman Juli 2020 juga sempat mencapai tertinggi US$ 28,57 per barel atau naik 4,8%. Harga minyak Brent pun telah naik untuk hari keenam berturut-turut.
Baca Juga: Harga minyak reli, WTI capai rekor tertinggi dalam tiga minggu di US$ 22 per barel
Sentimen positif harga minyak datang setelah prospek membaiknya permintaan bahan bakar karena beberapa negara bagian AS dan beberapa negara, termasuk Italia, Spanyol, Portugal, India, dan Thailand, mulai memperbolehkan masyarakatnya untuk kembali bekerja dan membuka situs konstruksi, taman, dan perpustakaan.
"Pasar mungkin cenderung menerima berita baik secara relatif cepat," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia dan Selandia Baru Banking Group.
Meski demikian, permintaan minyak global kemungkinan turun hingga 30% pada bulan April, kata para analis, dan pemulihan tetap lambat, terutama karena bisnis maskapai yang diperkirakan sulit kembali ke keadaan normal selama beberapa bulan mendatang.
Kepala Eksekutif Maskapai Penerbangan Nasional Australia Qantas Airways Alan Joyce mengatakan pada hari Selasa bahwa "permintaan perjalanan internasional dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula."
"Permintaan perjalanan pada dasarnya nol untuk masa mendatang," kata juru bicara United Airlines Holdings Inc, Frank Benenati. Maskapai yang berbasis di Chicago ini berencana untuk memangkas setidaknya 3.400 posisi manajemen dan administrasi pada Oktober.
Baca Juga: Harga emas terangkat tensi panas AS-China
Dengan Arab Saudi, Rusia, produsen dan perusahaan besar lainnya memangkas produksi, pasar mengabaikan keputusan regulator energi Texas untuk mengabaikan proposal pengurangan produksi 20% di negara penghasil minyak terbesar di Amerika Serikat.
"Niat itu sendiri adalah positif - tetapi itu selalu akan menjadi pukulan panjang," kata Hynes.
Dalamsebuah jajak pendapatan menunjukan bahwa stok minyak mentah AS terlihat meningkat selama 15 minggu berturut-turut, sementara persediaan produk minyak juga kemungkinan juga naikpada pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News