kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah memanas, Brent tertahan di bawah US$ 50 per barel


Sabtu, 05 Desember 2020 / 06:18 WIB
Harga minyak mentah memanas, Brent tertahan di bawah US$ 50 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah terus menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah berjangka kembali menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Sentimen utama bagi harga minyak datang dari meningkatnya ekspektasi pasar terkait paket stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS) dan berita terkait vaksin Covid-19. 

Jumat (4/12), harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup menguat 54 sen atau 1,1% ke level US$ 49,25 per barel. Pada sesi perdagangan kemarin, Brent sempat menyentuh level tertinggi sejak awal Maret ketika berada di US$ 49,92 per barel.

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 naik 62 sen atau 1,4% menjadi US$ 46,26 per barel. Pada perdagangan di sesi ini, level tertinggi WTI ada di US$ 46,68 per barel.

Baca Juga: Harga minyak acuan melonjak hampir 2%, Brent mendekati level US$ 50 per barel

Kedua harga minyak acuan ini sudah naik selama lima minggu berturut-turut. Untuk pekan ini, Brent naik 2,1% dan WTI menguat 1,9%.

"Harga naik lebih tinggi, meskipun ada sentimen yang sangat bearish, tetapi ini semua berkat stimulus," kata Bob Yawger, Director of Energy Futures Mizuho di New York. 

Angin segar bagi harga minyak sudah muncul pada awal perdagangan di akhir pekan lalu. Ini terjadi setelah OPEC+, sepakat untuk kompromi dengan meningkatkan sedikit produksi mulai Januari 2021 dengan 500.000 barel per hari. 

Ini membuat pemangkasan produksi minyak di bulan Januari akan sebesar 7,2 juta barel per hari. Asal tahu saja, sejak bulan Agustus-Desember, OPEC+ menetapkan pemangkasan produksi sebanyak 7,7 juta barel per hari. 

Nantinya, OPEC+ akan kembali membahas terkait kenaikan lebih lanjut setiap bulannya. Ini dilakukan setelah gagal mencapai kompromi mengenai kebijakan yang lebih luas untuk sisa tahun 2021.

OPEC+ diperkirakan akan melanjutkan pemotongan yang ada hingga setidaknya Maret, setelah mundur dari rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari.

Analis Wood Mackenzie, memperkirakan bahwa jika kenaikan terus berlanjut hingga Maret, mungkin ada 1,6 juta barel per hari kelebihan pasokan pada kuartal pertama.

Baca Juga: Setelah naik ke level tertinggi sepanjang masa, harga bitcoin turun 2,67%

Premi minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman terdekat ke bulan-bulan mendatang berada pada level tertinggi sejak Februari, struktur yang disebut backwardation, yang biasanya menunjukkan pengetatan pasokan dan menunjukkan surutnya kekhawatiran akan kelebihan pasokan saat ini.

Di sisi lain, produksi AS, sementara itu, telah pulih dari posisi terendah dua setengah tahun yang disentuh pada Mei terutama karena produsen serpih telah membawa sumur kembali secara online sebagai tanggapan atas kenaikan harga.

Jumlah rig minyak AS naik lima menjadi 246, tertinggi sejak Mei, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Selanjutnya: Wall Street cetak rekor tertinggi, terkerek optimisme paket stimulus AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×