kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah kompak menguat 0,4% berkat penurunan persediaan minyak AS


Rabu, 15 Juli 2020 / 11:23 WIB
Harga minyak mentah kompak menguat 0,4% berkat penurunan persediaan minyak AS
ILUSTRASI. Harga minyak menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Harga minyak menguat setelah penurunan tajam pada persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar pun menanti langkah-langkah selanjutnya dari pertemuan OPEC+ terkait pengurangan produksi untuk bulan Agustus mendatang. 

Mengutip Reuters, Rabu (15/7) pukul 11.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 naik 19 sen atau 0,4% menjadi US$ 43,09 per barel. 

Setali setali tiga uang, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 juga naik 17 sen atau 0,4% ke US$ 40,46 per barel.

Baca Juga: Harga emas bertahan di atas US$ 1.800 per ons troi berkat pernyataan pejabat The Fed

Sentimen positif bagi harga minyak datang dari pemulihan permintaan bahan bakar meskipun pandemi virus corona masih berlangsung. Berdasarkan data American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah AS turun 8,3 juta barel di pekan lalu. Hasil ini mengalahkan ekspektasi analis untuk penurunan 2,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 10 Juli lalu. 

Sementara itu, data resmi dari pemerintah AS yang biasanya dikeluarkan Energy Information Administration (EIA) akan dirilis hari ini. 

"Data API yang dirilis semalam, telah memberikan beberapa dukungan ke pasar dalam perdagangan pagi hari ini," kata ING Economics dalam sebuah catatan.

Pada pasokan, pasar akan mengawasi dengan cermat berita dari pertemuan Joint Ministerial Monitoring Committee (JMMC) dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang juga berlangsung hari ini. 

"Pasar akan bersemangat untuk melihat apakah pemotongan lebih dalam akan digulirkan untuk bulan tambahan, atau apakah kelompok akan tetap pada rencana semula, dan mulai memangkas pemotongan," jelas ING Economics.

"Kebanyakan indikasi menunjukkan bahwa bulan ini akan menjadi yang terakhir, dengan lebih fokus pada kepatuhan dan pemotongan kompensasi."

Baca Juga: Rabu (15/7) pagi, harga minyak naik setelah stok minyak AS turun dan fokus ke OPEC+

Anggota kunci OPEC dan sekutu, termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, ditetapkan untuk memutuskan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) yang berakhir pada Juli atau menurunkannya menjadi 7,7 juta bph.

"Harga minyak kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran US$ 40, dengan pasar memperhatikan hasil JMMC hari ini," kata Kim Kwang-rae, analis komoditas Samsung Securities di Seoul.

Pada bulan Juni, OPEC dan sekutunya memberikan kepatuhan 107% dengan pengurangan produksi minyak yang disepakati, kata sumber OPEC+ kemarin. 

Sementara itu, OPEC mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan minyak global akan melambung dengan rekor 7 juta barel per hari pada tahun 2021 karena ekonomi global pulih dari pandemi virus corona meskipun akan tetap di bawah level 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×