Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak anjlok hampir 2% pada awal perdagangan hari ini berkat lonjakan kasus virus corona di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat yang mengancam pemulihan permintaan bahan bakar.
Mengutip Reuters, Selasa (14/7) pukul 09.15 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 di Nymex turun 84 sen atau 2,1% ke US$ 39,26 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 juga turun 77 sen atau 1,8% menjadi US$ 41,95 per barel.
Baca Juga: Harga minyak mentah tergelincir 0,7%, lonjakan virus corona di AS jadi pemberat
Kedua harga minyak acuan ini juga sudah melemah lebih dari 1% pada perdagangan Senin (13/7).
Salah satu penghambat harga minyak datang setelah lonjakan kasus virus corona di AS membuat sejumlah negara bagian kembali melakukan pembatasan. Salah satunya, California.
Kemarin, Gubernur California memerintahkan bar untuk ditutup. Sementara restoran, teater film, kebun binatang dan museum di negara bagian terpadat di negara itu untuk menghentikan kegiatan di dalam ruangan ketika kasus virus corona melonjak tajam. Terlebih, saat ini rumah sakit kembali kewalahan karena lonjakan rawat inap.
Sekolah yang berada di dua distrik terbesar di negara bagian itu, di Los Angeles dan San Diego, mengatakan, hanya akan mengajar secara online ketika sekolah dilanjutkan pada bulan Agustus.
Langkah-langkah California mengikuti beberapa negara bagian yang kembali menerapkan pembatasan baru-baru ini, seperti Florida dan Texas.
"Dengan penguncian lunak di California sekarang dapat membingkai gambar, bahwa bulan Juli bisa menjadi bulan yang lebih menantang untuk minyak dari yang diharapkan dengan lebih banyak lagi permintaan yang berasal dari ketidakpastian terkait-virus," kata Stephen Innes, Market Strategist AxiCorp dalam sebuah catatan.
Pasar akan mengawasi data konsumsi bahan bakar yang akan dirilis hari ini dari kelompok industri American Petroleum Institute dan pada hari Rabu (15/7) dari Energy Information Administration.
Analis memperkirakan, stok bensin AS turun 900.000 barel dan persediaan minyak mentah turun 2,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Juli.
Baca Juga: Harga tembaga melesat ke level tertinggi dalam 2 tahun, mogok kerja jadi katalis
Dengan pertumbuhan permintaan bahan bakar yang terhambat, pasar juga akan mengamati langkah selanjutnya dari OPEC+. Panel pemantauan pasar OPEC+ akan melakukan pertemuan di tengah pekan ini.
Di bawah perjanjian yang ada, OPEC+ ditetapkan untuk mengurangi jumlah pasokannya dari 9,7 juta barel per hari menjadi 7,7 juta barel per hari mulai Agustus hingga Desember.
Analis Citi mengatakan, peningkatan 2 juta barel per hari dalam output dari Agustus dapat membebani pasar mengingat ketidakpastian permintaan, bersama dengan potensi untuk meningkatkan output Libya, dan pengembalian 20% hingga 30% dari produksi Amerika Utara yang terkekang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News