kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah acuan turun 0,2% terseret panasnya hubungan AS dan China


Senin, 27 Juli 2020 / 13:35 WIB
Harga minyak mentah acuan turun 0,2% terseret panasnya hubungan AS dan China
ILUSTRASI. harga minyak mentah melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah melemah tipis di hari ini karena meningkatnya kasus virus corona serta ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mendorong investor mengincar aset safe haven.

Mengutip Reuters, Senin (27/7) pukul 13.00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman September 2020 turun 8 sen atau 0,2% menjadi US$ 43,26 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak September 2020 turun 7 sen atau 0,2% ke US$ 41,22 per barel.

Baca Juga: Harga minyak tergelincir panasnya hubungan AS dan China serta lonjakan virus corona

Penurunan harga minyak mentah acuan mencerminkan langkah di pasar keuangan Asia di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Ini terjadi setelah penutupan konsulat China di Houston dan konsulat AS di Chengdu. 

Tekanan lanjutan bagi harga minyak kian bertambah setelah jumlah kasus virus corona global sudah lebih dari 16 juta.

Walau secara harian melemah, namun harga minyak Brent berada di jalur untuk kenaikan bulanan keempat berturut-turut pada bulan Juli. Serupa WTI juga akan naik untuk bulan ketiga karena pemotongan pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Organisasi Negara-negara Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal OPEC+, menopang harga. 

Produksi minyak di Negeri Paman Sam juga turun dan masih menopang pergerakan harga minyak. 

Namun, kini permintaan minyak yang sempat agak membaik kembali dikhawatirkan sulit pulih dalam waktu dekat. Mengingat sejumlah negara bagian di AS kembali melakukan penguncian yang akhirnya membatasi konsumsi terhadap emas hitam ini. 

"Minyak tampaknya terperangkap di antara kekuatan yang berlawanan, menghancurkan volatilitas harga dan kisaran," kata Senior Market Analyst OANDA untuk Asia Pasifik Jeffrey Halley. 

Investor juga mengamati dampak dari badai Hanna, yang menghantam pantai Texas pada akhir pekan, mengancam hujan lebat di Texas dan Meksiko. Produsen dan pemurnian minyak dan gas mengatakan, bahwa mereka tidak memperkirakan badai akan mempengaruhi operasi.

Baca Juga: Harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang masa

Rebound harga minyak dari posisi terendah yang mencapai awal tahun ini juga telah mendorong produsen top dunia untuk meningkatkan output dan ekspor lagi.

Buktinya, jumlah rig minyak AS di pekan lalu naik untuk minggu pertama sejak Maret. Data Baker Hughes menunjukkan, ada tambahan 1 rig yang dilaporkan produsen minyak AS. 

"Sementara kami percaya aktivitas rig telah mencapai titik terendah, kami tidak berharap untuk melihat pemulihan cepat dalam waktu dekat pada tingkat harga saat ini," kata ING dalam catatannya. 

Ekspor minyak Rusia dari pelabuhan baratnya akan naik 36% pada Agustus dari Juli, menurut rencana pemuatan pendahuluan dan perhitungan Reuters.

Eksportir utama dunia Arab Saudi kembali menduduki puncak daftar pemasok minyak mentah ke China pada Juni, memasok 2,16 juta barel per hari, atau hampir 17% dari rekor impor China untuk bulan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×