Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Produksi minyak di Negeri Paman Sam juga turun dan masih menopang pergerakan harga minyak.
Namun, kini permintaan minyak yang sempat agak membaik kembali dikhawatirkan sulit pulih dalam waktu dekat. Mengingat sejumlah negara bagian di AS kembali melakukan penguncian yang akhirnya membatasi konsumsi terhadap emas hitam ini.
"Minyak tampaknya terperangkap di antara kekuatan yang berlawanan, menghancurkan volatilitas harga dan kisaran," kata Senior Market Analyst OANDA untuk Asia Pasifik Jeffrey Halley.
Investor juga mengamati dampak dari badai Hanna, yang menghantam pantai Texas pada akhir pekan, mengancam hujan lebat di Texas dan Meksiko. Produsen dan pemurnian minyak dan gas mengatakan, bahwa mereka tidak memperkirakan badai akan mempengaruhi operasi.
Baca Juga: Harga emas cetak rekor tertinggi sepanjang masa
Rebound harga minyak dari posisi terendah yang mencapai awal tahun ini juga telah mendorong produsen top dunia untuk meningkatkan output dan ekspor lagi.
Buktinya, jumlah rig minyak AS di pekan lalu naik untuk minggu pertama sejak Maret. Data Baker Hughes menunjukkan, ada tambahan 1 rig yang dilaporkan produsen minyak AS.
"Sementara kami percaya aktivitas rig telah mencapai titik terendah, kami tidak berharap untuk melihat pemulihan cepat dalam waktu dekat pada tingkat harga saat ini," kata ING dalam catatannya.
Ekspor minyak Rusia dari pelabuhan baratnya akan naik 36% pada Agustus dari Juli, menurut rencana pemuatan pendahuluan dan perhitungan Reuters.
Eksportir utama dunia Arab Saudi kembali menduduki puncak daftar pemasok minyak mentah ke China pada Juni, memasok 2,16 juta barel per hari, atau hampir 17% dari rekor impor China untuk bulan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News