Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak pada awal perdagangan Senin (3/12) setelah Amerika Serikat dan China menyepakati gencatan senjata dalam konflik perdagangan.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$ 52,60 per barel, naik US$ 1,67 per barel, atau 3,2% dari penutupan terakhir.
Sedamglam harga,inyak mentah Brent berjangka internasional naik US$ 1,55 per barel, atau 2,6%, ke US$ 61,01 per barel.
China dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat menghentikan perang tarif, setelah Presiden Donald Trump dan Xi Jinping bertemu pekan lalu di akhir KTT G-20 di Argentina. Gencatan senjata ini dilakukan 90 hari ke depan, sebelum AS akan menerapkan lagi tarif 25% atas US$ 200 produk impor dari China jika perbaikan hubungan dagang tak berhasil.
Minyak mentah merupakan salah satu komoditas yang ikut terpukul oleh kekhawatiran konflik dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.
"Sentimen G-20 lebih positif ketimbang yang diperkirakan," kata Stephen Innes, head of trading untuk Asia/Pasifik di perusahana broker futures Oanda di Singapura, seperti dikutip dari Reuters.
Pekan ini juga menjadi penting bagi pasar komoditas minyak karena akan ada pertemuan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 6 Desember mendatang.
Pertemuan ini akan memutuskan rencana pemangkasan lanjutan produksi minyak mentah di antara negara-negara OPEC untuk menaikkan harga. Barulah setelah pertemuan tersebut, OPEC bertemu dengan mitra aliansi seperti Rusia.
Analis yang dikumpulkan Bloomberg berekspektasi akan ada pengurangan 1 juta - 1,4 juta barel per hari dibandingkan produksi Oktober 2018.
Sementara itu, harga minyak terus tertekan dengan rekor produksi AS yang mencapai 11,5 juta barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News