kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak melonjak dalam empat hari berturut-turut


Selasa, 02 Oktober 2018 / 07:29 WIB
Harga minyak melonjak dalam empat hari berturut-turut
ILUSTRASI. Kilang minyak di Iran


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak makin mendidih. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga komoditas energi ini terus memperbarui level tertinggi.

Selasa (2/10) pukul 7.13 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange memperbarui rekor tertinggi tahun ini di level US$ 75,50 per barel. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini naik 0,26% dalam sehari.

Dalam empat hari kenaikan berturut-turut, harga minyak WTI melonjak 5,49% dan masih merupakan level tertinggi sejak Desember 2014.

Harga minyak brent pun mencatatkan pergerakan serupa. Harga minyak acuan internasional ini menguat 5,23% dalam empat hari berturut-turut.

Harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2018 di ICE Futures pagi ini berada di US$ 85,02 per barel yang merupakan level tertinggi sejak awal Desember 2014. Hari ini harga minyak brent hanya naik tipis dari penutupan perdagangan kemarin pada US$ 84,98 per barel.

Kemarin, harga minyak brent ini melonjak 2,72% dalam sehari. Hari ini, harga minyak bisa terkoreksi setelah lonjakan tinggi.

Lonjakan harga minyak terutama terjadi kemarin setelah adanya kesepakatan perdagangan Amerika Utara antara Kanada, AS, dan Meksiko.

Analis mengatakan, lonjakan harga minyak dan penguatan nilai tukar dollar AS bisa menekan pertumbuhan permintaan minyak tahun depan. Saat ini, pasar masih fokus pada efek sanksi AS pada Iran yang akan berlaku efektif pada 4 November.

"Iran berupaya menepis dampak sanksi dengan mengatakan bahwa tidak akan mengurangi produksi. Tapi, tampaknya pasar beranggapan lain,"kata Stephen Brennock, strategist PVM Oil Associates kepada Reuters.

Beberapa pembeli minyak terbesar di India dan China menyingkap sinyal akan mengurangi pembelian dari Iran. Sinopec mengatakan telah memangkas separuh pasokan minyak Iran pada bulan September.

"Jika para pengolah minyak China menyesuaikan dengan sanksi AS, maka keseimbangan pasar akan jauh lebih ketat,"kata Edward Bell, analis Emirates NBD.

Pasokan minyak Iran selama ini mencapai 1,5 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×