kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Harga minyak makin mendidih ke level tertinggi


Senin, 01 Oktober 2018 / 07:09 WIB
Harga minyak makin mendidih ke level tertinggi
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mengawali kuartal empat ini dengan kenaikan di level tertinggi. Senin (1/10) pukul 6.50 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 73,49 per barel.

Harga ini naik 0,33% dari harga penutupan akhir pekan lalu. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini naik 25,88% sejak awal tahun dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2014.

Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2018 di ICE Futures pun melaju ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Harga minyak acuan internasional ini berada di US$ 83,02 per barel.

Dalam sehari, harga minyak brent menguat 0,35%. Harga minyak brent melonjak 30,45% sejak awal tahun.

Arab Saudi diperkirakan akan menambah pasokan minyak untuk menutup penurunan pasokan akibat sanksi Iran dari AS. Menurut sumber Reuters, beberapa negara OPEC dan non OPEC mendiskusikan kemungkinan kenaikan produksi sebesar 500.000 barel per hari.

Tapi, OPEC dan produsen minyak lainnya mengatakan tidak akan menambah pasokan dalam jangka pendek.

Di sisi lain, International Energy Agency (IEA) memperkirakan, permintaan minyak dari emerging market akan turun jika nilai tukar terus melemah. IEA memperkirakan permintaan minyak global tahun ini akan naik 1,4 juta barel per hari dan 1,5 juta barel per hari di tahun depan.

Dengan harga minyak sekitar US$ 80 per barel, impor minyak Asia akan mencapai lebih dari US$ 1 triliun per tahun. "Kami memperkirakan, hal ini akan menurunkan permintaan di Asia,"kata Keisuke Sadamori, director of energy markets and security IEA kepada Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×