Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak melemah pada perdagangan hari ini karena lonjakan lanjutan kasus virus corona secara global memaksa serangkaian penguncian baru, termasuk langkah-langkah baru yang ketat di California Selatan.
Senin (7/12), pukul 08.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 turun 16 sen atau 0,3% jadi US$ 49,09 per barel.
Serupa, harga minyak berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 melemah 19 sen atau 0,4% ke level US$ 46,07 per barel.
Asal tahu saja, pekan lalu, kedua harga minyak mentah acuan ini sudah menguat selama lima minggu berturut-turut.
Baca Juga: Harga minyak turun dari level tertinggi dalam sembilan bulan
"Minyak mentah mengupas keuntungan dari peluncuran vaksin sebelumnya setelah Los Angeles memiliki rekor tertinggi dalam kasus virus corona dan Korea Selatan menaikkan tingkat kewaspadaan mereka," kata Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA.
"Langkah-langkah pembatasan dan penguncian COVID di seluruh dunia tampaknya siap untuk menjaga harga minyak mentah tetap tinggi dalam jangka pendek," lanjut dia.
Seperti di ketahui, California melakukan pembatasan dengan meminta bar, salon rambut dan kuku, serta toko tato untuk ditutup kembali.
Di sebelah selatan Jerman, pemerintah setempat mengumumkan akan memberlakukan penguncian yang lebih ketat dari Rabu (9/12) hingga Selasa (5/1). Korea Selatan juga memberlakukan aturan jarak sosial yang tinggi untuk ibu kota Seoul dan daerah sekitarnya yang akan berlangsung setidaknya hingga akhir bulan ini.
Sentimen lain yang ikut membebani harga minyak datang dari perusahaan energi Amerika Serikat (AS) setelah minggu lalu menambahkan rig minyak dan gas alam untuk ke-11 kalinya dalam 12 minggu. Ini terjadi karena produsen kembali ke wellpad bahkan saat sebagian besar memotong pengeluaran tahun ini dan tahun depan terjadi.
Baca Juga: IHSG berpotensi menguat pada hari ini, cermati saham-saham berikut
Iran, telah menginstruksikan kementerian perminyakannya untuk mempersiapkan instalasi untuk produksi dan penjualan minyak mentah dengan kapasitas penuh dalam tiga bulan, kata media pemerintah pada Minggu.
"Menambah tekanan pada harga minyak adalah potensi peningkatan produksi Iran dalam tiga bulan. Iran optimistis AS akan melonggarkan pembatasan jika mereka kembali ke kesepakatan nuklir 2015," tambah Moya.
Selanjutnya: Mayoritas indeks saham bursa Asia melemah pada Senin (7/12) pagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News