Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Para pelaku pasar kembali ragu apakah pemangkasan produksi minyak OPEC akan menurunkan pasokan global dengan cepat. Keraguan pasar membuat harga minyak kembali ke bawah US$ 49 per barel dan mencatat koreksi di pekan kedua.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/8) pukul 16.19 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2017 di New York Mercantile Exchange melemah 0,95% ke level US$ 48,13 per barel dibanding sehari sebelumnya. Sepekan terakhir harga minyak tergerus 2,9%.
Janji OPEC untuk memperkuat komitmen pemangkasan produksi serta penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) gagal mendorong kenaikan harga minyak. Hal ini lantaran AS terus meningkatkan produksi minyaknya.
Sedangkan kenaikan pasokan disebabkan oleh angka permintaan yang tumbuh secara musiman. Output minyak OPEC juga meningkat, didorong oleh kenaikan produksi Libya yang dibebaskan dari kesepakatan pembatasan produksi.
Sementara persediaan minyak AS turun ke level terendah sejak Oktober. Stok bensin pekan lalu justru naik untuk pertama kalinya sejak awal Juni. Hal ini mengindikasikan konsumsi selama musim berkendara pada musim panas di AS mulai berkurang.
Pada Kamis (10/8), OPEC meningkatkan prospek permintaan minyak mentahnya hingga 2018. Namun output Libya yang lebih tinggi berpotensi menghambat rencana OPEC mengurangi kekenyangan global. "Kekuatan retorika OPEC semakin berkurang," kata Michael McCarthy, Kepala Strategi CMC Markets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg.
McCarthy mengatakan, gambaran permintaan sedikit naik. Tapi ini hanya perbaikan yang rendah untuk pasar minyak.
OPEC meningkatkan proyeksi jumlah minyak mentah yang harus dipasok selama 2017 dan 2018 masing-masing sebesar 200.000 barel per hari. Sementara Libya mendorong output seebsar 154.000 barel per hari sehingga total produksi seluruh anggota OPEC menjadi 32,87 juta barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News