Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Harga minyak dunia tergelincir akibat produksi minyak OPEC dilaporkan meningkat.
Minyak West Texas Intermediate (WTI) di Nymex-AS mengakhiri sesi perdagangan Selasa dengan turun 22 sen menjadi US$ 49,17 per barel. Di pasar Asia, minyak WTI lanjut turun ke level US$ 48,97 sebarel pada pukul 07.46 WIB.
Harga minyak Brent juga melandai 27 sen ke level US$ 52,10 per barel pada pukul 02.29 pagi.
Harga minyak berbalik turun pada Selasa setelah produksi OPEC bulan Juli mencapai titik tertinggi tahun ini dan ekspor mencetak rekor. Kabar ini menutupi sentimen positif berupa rencana penurunan pasokan minyak mentah Arab Saudi.
Harga minyak berada dalam fase konsolidasi setelah reli tajam pada pertengahan Juni dan akhir Juli lalu mendorong harga minyak mentah ke atas US$ 50 per barel. Sejak saat itu, minyak mentah diperdagangkan di sekitar level tersebut, karena pengurangan pasokan dunia berjalan lambat.
"Harga tidak bisa menembus di atas US$ 50," kata Kyle Cooper, konsultan ION Energy di Houston, seperti dilansir CNBC, Selasa. "Ini membosankan, tapi ada alasan mendasar sehingga harga terjebak antara US$ 45 dan US$ 55, tanpa peristiwa geopolitik yang signifikan," imbuhnya.
Perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco disebut akan memotong alokasi ke pelanggannya di seluruh dunia pada September setidaknya 520.000 barel per hari (bpd). Penurunan ekspor tersebut sejalan dengan komitmen OPEC untuk mengurangi pasokan minyak global.
Sementara, produksi ladang minyak Sharara di Libya kembali normal yaitu 270.000 bpd, setelah terjadi gangguan. Survei Reuters menyebutkan, Libya memompa 1,03 juta barel per hari pada Juli lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News