kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak masih turun dalam sepekan terakhir


Sabtu, 19 Oktober 2019 / 08:42 WIB
Harga minyak masih turun dalam sepekan terakhir
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Yukos oil well is seen at sunset near the Russian northern city of Nefteyugansk, December 19, 2004 in this file photo. REUTERS/Sergei Karpukhin/File Photo


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bergerak flat sepanjang pekan lalu, harga minyak tercatat turun di pekan ketiga bulan Oktober. Jumat (18/10), harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 53,78 per barel.

Harga minyak turun 028% pada perdagangan kemarin. Dalam sepekan, harga minyak WTI turun 1,68%.

Pergerakan serupa tampak pada harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2019 di ICE Futures. Harga minyak acuan internasional ini turun 0,82% pada perdagangan kemarin ke US$ 59,42 per barel. Dalam sepekan, harga minyak brent turun 1,80%.

Baca Juga: Calon IPO terbesar di dunia dipastikan bakal tertunda

Harga minyak turun setelah China melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga yang lebih rendah daripada prediksi. Negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini mencatat kenaikan produk domestik bruto 6% secara tahunan.

Meski ekonomi tertekan, volume pengolahan minyak China bulan September naik 9,4% secara tahunan. Kenaikan ini merupakan sinyal bahwa permintaan bensin di China masih tumbuh.

"Saat ini, pasar menanti petunjuk lanjutan terkait negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China,"  kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates dalam laporan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Ada anggapan gross split merugikan investor migas, mitos atau fakta?

AS dan China mencapai kesepakatan awal fase I pada pekan lalu. Meski demikian, detail kesepakatan ini masih belum jelas.

Tekanan harga minyak pekan ini pun datang dari stok minyak Paman Sam yang melonjak 9,3 juta barel pada pekan lalu. Data keluaran Energy Information Administration pun menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan minyak AS menambah jumlah rig beroperasi dalam dua pekan terakhir.

Sementara itu, OPEC menurunkan prediksi pertumbuhan permintaan minyak global menjadi hanya 980.000  barel per hari. Sementara kenaikan permintaan minyak tahun depan diperkirakan sebesar 1,08 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×