Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun setelah mencapai level tertinggi sejak awal 2019. Kamis (4/4) pukul 7.05 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange turun tipis ke US$ 62,40 per barel jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 62,46 per barel.
Harga minyak WTI merambat turun dalam dua hari perdagangan terakhir. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun setelah mencapai level tertinggi sejak awal tahun pada US$ 62,58 per barel pada Selasa lalu.
Penurunan harga minyak ini terjadi setelah data Energy Information Administration menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 7,2 juta barel pada pekan lalu. Produksi minyak mentah pun mencapai level tertinggi di tengah aktivitas penyulingan yang menurun.
Kenaikan persediaan ini di luar dugaan pasar yang meramalkan penurunan stok 425.000 barel. "Impor minyak mentah naik dan ekspor turun yang menghasilkan net impor. Pemrosesan minyak mentah pun lebih rendah daripada biasanya di tengah produksi yang mencapai rekor 12,2 juta barel per hari," kata Carsten Fritsch, analis Commerzbank kepada Reuters.
Meski ada lonjakan persediaan minyak AS, partisipan pasar komoditas minyak mengatakan harga minyak mentah masih bisa menguat akibat pengetatan pasokan di tengah permintaan yang mulai bertambah. "Pada akhirnya, pasar akan naik dan harga akan lebih tinggi," kata Bob Yawger, director of futures Mizuho di New York.
Harga minyak brent untuk pengiriman Juni 2019 di ICE Futures pada pukul 7.16 WIB pagi ini justru menguat 0,19% ke US$ 69,44 per barel dari harga penutupan kemarin pada US$ 69,31 per barel.
OPEC masih melanjutkan pemangkasan produksi hingga pertemuan Juni mendatang. Hingga saat ini, rencana pemangkasan produksi OPEC+ mencapai 1,2 juta barel per hari.
Survei Reuters menunjukkan bahwa pasokan minyak negara-negara OPEC pada Maret lalu menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir. Produksi minyak Rusia turun menjadi 11,3 juta barel per hari pada bulan lalu. Meski turun, produksi ini masih lebih tinggi daripada kesepakatan Rusia pada OPEC+.
Sinyal pengetatan juga muncul setelah pejabat AS mengatakan bahwa tiga negara yang sebelumnya mendapatkan pelonggaran untuk membeli minyak Iran, saat ini sudah menghentikan impor sama sekali. Tahun lalu, AS memberikan kelonggaran delapan negara untuk tetap membeli minyak Iran karena sulitnya mendapatkan pasokan. Delapan negara ini adalah China, India, Yunani, Italia, Taiwan, Jepang, Turki, dan Korea Selatan.
Sementara Venezuela tercatat masih mengekspor hampir 1 juta barel minyak per hari pada bulan lalu. Ekspor minyak dilakukan oleh PDVSA, perusahaan milik negara Venezuela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News