kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak lanjutkan penguatan, Brent ke US$ 52,46 dan minyak WTI US$ 47,46


Selasa, 03 Maret 2020 / 15:51 WIB
Harga minyak lanjutkan penguatan, Brent ke US$ 52,46 dan minyak WTI US$ 47,46
ILUSTRASI. Harga minyak mentah menguat dalam dua hari terakhir


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak memperpanjang kenaikan di tengah ekspektasi bahwa bank sentral kemungkinan akan memberlakukan stimulus keuangan untuk mengimbangi dampak wabah virus corona dan meningkatnya optimisme bahwa OPEC akan memerintahkan pengurangan produksi yang lebih dalam di minggu ini.

Mengutip Reuters, Selasa (3/3) pukul 15.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 56 sen atau 1,1%, menjadi $ 52,46 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex naik 71 sen, atau 1,5%, menjadi $ 47,46 per barel. Kedua kontrak berjangka naik lebih dari 3% di awal sesi.

Baca Juga: Harga minyak naik 2% menyambut rencana pertemuan OPEC

Brent dan WTI telah pulih sedikit selama dua hari terakhir dari penurunan lebih dari 20% dari puncaknya pada Januari lalu. Tren bearish minyak terjadi karena penyebaran virus corona telah memperlihatkan tanda-tanda pengurangan permintaan bahan bakar.

"Harga minyak kembali naik setelah ekonomi terbesar dunia mengisyaratkan mereka akan bersatu dalam melawan dampak ekonomi dari virus corona dan pada kapitulasi Rusia dalam menyetujui untuk memberikan pengurangan produksi lebih dalam pada pertemuan minggu ini," kata Edward Moya, pasar senior analis di OANDA.

Para menteri keuangan yang tergabung dalam G7 juga akan membahas cara terbaik untuk meredam dampak wabah pada pertumbuhan ekonomi yang digelar minggu ini. Ini menjadi sentimen pendukung setelah bank sentral global juga sudah menjanjikan stimulus moneter dan fiskal.

Baca Juga: Pasar keuangan bergejolak, investor lebih pilih emas

"Dengan asumsi rencana stimulus bank sentral di minggu ini, pengurangan produksi substansial oleh OPEC+ akan membuat minyak naik untuk mendapatkan kembali semua kerugian minggu lalu," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.

"Jika tidak ada sentimen positif, harga minyak dapat menguji ulang posisi terendah yang telah tercipta baru-baru ini pada akhir minggu," kata Halley.

Virus corona, yang berasal dari China, telah menyebar ke lebih dari 60 negara dan telah membunuh lebih dari 3.000 orang di seluruh dunia.

Dengan berlarut-larutnya kekhawatiran atas permintaan minyak di tengah wabah virus corona, beberapa anggota kunci Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sedang mempertimbangkan pengurangan produksi minyak yang lebih besar kemungkinan 1 juta barel per hari (bph). 

Angka ini lebih tinggi dari proposal sebelumnya, di mana untuk pengurangan tambahan yang dicanangkan hanya 600.000 barel per hari.

OPEC dan sekutu-sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, diharapkan mengumumkan pengurangan produksi lebih dalam pada pertemuan mereka pada 5-6 Maret di Wina. 

Baca Juga: Wall Street melesat, Dow Jones terbang lebih dari 5%

Grup telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,7 juta barel per hari dalam kesepakatan yang berlangsung hingga akhir Maret.

Analis yang berbasis di Singapura, Margaret Yang di CMC Markets mengatakan, dimulainya kembali kegiatan bisnis secara bertahap di China juga telah mendukung harga minyak.

Stok minyak di Amerika Serikat (AS), produsen dan konsumen minyak mentah terbesar di dunia, diperkirakan akan naik untuk minggu keenam sebesar 3,3 juta barel, sementara persediaan produk olahan diperkirakan akan turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×