kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.454   26,00   0,16%
  • IDX 6.893   60,99   0,89%
  • KOMPAS100 999   8,48   0,86%
  • LQ45 774   6,26   0,82%
  • ISSI 220   2,71   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 475   1,78   0,38%
  • IDX80 113   0,91   0,82%
  • IDXV30 115   0,04   0,04%
  • IDXQ30 131   0,66   0,50%

Harga Minyak Kompak Menguat Usai Terjun ke Level Terendah dalam 4 Tahun


Selasa, 06 Mei 2025 / 10:12 WIB
Harga Minyak Kompak Menguat Usai Terjun ke Level Terendah dalam 4 Tahun
ILUSTRASI. harga minyak mentah kompak menguat di pagi ini (6/5)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia merosot usai OPEC+ mengumumkan akan menambah produksi minyak. Namun, harga minyak perlahan menguat seiring ketegangan geopolitik Timur Tengah yang meningkat.

Selasa (6/5) pukul 9.12 WIB, harga WTI berhasil menguat 1,3% ke level US$ 57,870 per barel dan Brent menguat 1,27% menjadi US$ 61,007 per barel. 

Penurunan harga minyak dunia sudah terjadi sejak awal tahun, seiring kekhawatiran terkait kebijakan tarif. Setelah kebijakan tarif diresmikan pada 2 April lalu, harga minyak mentah acuan kian lemah.

Dus, minyak dunia makin terbebani sentimen kelebihan pasokan setelah OPEC+ resmi menambahkan kuota produksi sebesar 411.000 barel per hari (bpd) untuk bulan Juni dari delapan anggota. Dilansir dari Reuters, keputusan OPEC+ telah diumumkan Sabtu (3/5).

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Usai Anjlok ke Level Terendah dalam 4 Tahun di Sesi Sebelumnya

Maka secara total, kenaikan gabungan produksi minyak OPEC+ untuk bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 bpd. Asal tahu saja, jumlah itu setara dengan 44% dari jumlah pengurangan pasokan yang disepakati pada 2022 sebelumnya, yakni sebesar 2,2 juta bph. 

Arab Saudi yang merupakan pemimpin de facto OPEC+ disebut mendorong pembatalan pemotongan produksi sebelumnya. Itu untuk menghukum sesama anggota, Irak dan Kazakhstan, karena tidak mematuhi kuota produksinya.

Arab Saudi bakal kembali meningkatkan produksi OPEC+ jika para anggota tidak mematuhi aturan produksi yang ditetapkan. 

Di samping itu, tensi geopolitik di Timur Tengah masih tinggi. Pada Senin (5/5) kemarin, Israel kembali melakukan serangan udara di sebuah pabrik semen dan pelabuhan Hodeidah Yaman. Serangan ini melukai setidaknya 21 orang. 

Selanjutnya: Harga Harley-Davidson di RI Tak Terdampak Tarif AS, Berkat Impor dari Thailand

Menarik Dibaca: Pertahankan Budaya Keselamatan, Danone Indonesia Raih Penghargaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×