kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Harga Minyak Kompak Menguat Usai Terjun ke Level Terendah dalam 4 Tahun


Selasa, 06 Mei 2025 / 10:12 WIB
Harga Minyak Kompak Menguat Usai Terjun ke Level Terendah dalam 4 Tahun
ILUSTRASI. harga minyak mentah kompak menguat di pagi ini (6/5)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia merosot usai OPEC+ mengumumkan akan menambah produksi minyak. Namun, harga minyak perlahan menguat seiring ketegangan geopolitik Timur Tengah yang meningkat.

Selasa (6/5) pukul 9.12 WIB, harga WTI berhasil menguat 1,3% ke level US$ 57,870 per barel dan Brent menguat 1,27% menjadi US$ 61,007 per barel. 

Penurunan harga minyak dunia sudah terjadi sejak awal tahun, seiring kekhawatiran terkait kebijakan tarif. Setelah kebijakan tarif diresmikan pada 2 April lalu, harga minyak mentah acuan kian lemah.

Dus, minyak dunia makin terbebani sentimen kelebihan pasokan setelah OPEC+ resmi menambahkan kuota produksi sebesar 411.000 barel per hari (bpd) untuk bulan Juni dari delapan anggota. Dilansir dari Reuters, keputusan OPEC+ telah diumumkan Sabtu (3/5).

Baca Juga: Harga Minyak Stabil Usai Anjlok ke Level Terendah dalam 4 Tahun di Sesi Sebelumnya

Maka secara total, kenaikan gabungan produksi minyak OPEC+ untuk bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 bpd. Asal tahu saja, jumlah itu setara dengan 44% dari jumlah pengurangan pasokan yang disepakati pada 2022 sebelumnya, yakni sebesar 2,2 juta bph. 

Arab Saudi yang merupakan pemimpin de facto OPEC+ disebut mendorong pembatalan pemotongan produksi sebelumnya. Itu untuk menghukum sesama anggota, Irak dan Kazakhstan, karena tidak mematuhi kuota produksinya.

Arab Saudi bakal kembali meningkatkan produksi OPEC+ jika para anggota tidak mematuhi aturan produksi yang ditetapkan. 

Di samping itu, tensi geopolitik di Timur Tengah masih tinggi. Pada Senin (5/5) kemarin, Israel kembali melakukan serangan udara di sebuah pabrik semen dan pelabuhan Hodeidah Yaman. Serangan ini melukai setidaknya 21 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×