Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak dunia merosot usai OPEC+ mengumumkan akan menambah produksi minyak. Namun, harga minyak perlahan menguat seiring ketegangan geopolitik Timur Tengah yang meningkat.
Selasa (6/5) pukul 9.12 WIB, harga WTI berhasil menguat 1,3% ke level US$ 57,870 per barel dan Brent menguat 1,27% menjadi US$ 61,007 per barel.
Penurunan harga minyak dunia sudah terjadi sejak awal tahun, seiring kekhawatiran terkait kebijakan tarif. Setelah kebijakan tarif diresmikan pada 2 April lalu, harga minyak mentah acuan kian lemah.
Dus, minyak dunia makin terbebani sentimen kelebihan pasokan setelah OPEC+ resmi menambahkan kuota produksi sebesar 411.000 barel per hari (bpd) untuk bulan Juni dari delapan anggota. Dilansir dari Reuters, keputusan OPEC+ telah diumumkan Sabtu (3/5).
Baca Juga: Harga Minyak Stabil Usai Anjlok ke Level Terendah dalam 4 Tahun di Sesi Sebelumnya
Maka secara total, kenaikan gabungan produksi minyak OPEC+ untuk bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 bpd. Asal tahu saja, jumlah itu setara dengan 44% dari jumlah pengurangan pasokan yang disepakati pada 2022 sebelumnya, yakni sebesar 2,2 juta bph.
Arab Saudi yang merupakan pemimpin de facto OPEC+ disebut mendorong pembatalan pemotongan produksi sebelumnya. Itu untuk menghukum sesama anggota, Irak dan Kazakhstan, karena tidak mematuhi kuota produksinya.
Arab Saudi bakal kembali meningkatkan produksi OPEC+ jika para anggota tidak mematuhi aturan produksi yang ditetapkan.
Di samping itu, tensi geopolitik di Timur Tengah masih tinggi. Pada Senin (5/5) kemarin, Israel kembali melakukan serangan udara di sebuah pabrik semen dan pelabuhan Hodeidah Yaman. Serangan ini melukai setidaknya 21 orang.
Selanjutnya: Harga Harley-Davidson di RI Tak Terdampak Tarif AS, Berkat Impor dari Thailand
Menarik Dibaca: Pertahankan Budaya Keselamatan, Danone Indonesia Raih Penghargaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News