Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah masih melemah pada perdagangan jelang tengah hari ini karena stok bensin Amerika Serikat (AS) melonjak, yang mengindikasikan permintaan bahan bakar yang lebih lemah dari perkiraan pada awal musim panas, yang jadi musim puncak untuk otomotif.
Kamis (10/6) pukul 10.50 WIB, harga mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 turun 0,8% ke US$ 71,67 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,8% menjadi US$ 69,43 per barel.
"Pasar sempat optimistis pada permintaan karena AS memasuki puncak musim mengemudi musim panas," kata analis dari ANZ Research dalam sebuah catatan pada hari ini.
"Percepatan dalam vaksinasi (virus corona) dan peningkatan jumlah lalu lintas merupakan nilai tambah untuk permintaan bahan bakar transportasi. Namun, data ini menyoroti bahwa itu tidak akan menjadi jalan yang mulus untuk kembali ke pemulihan."
Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS yang mencakup Cadangan Minyak Strategis (SPR) turun untuk minggu ke-11 berturut-turut karena kilang meningkatkan produksi, tetapi persediaan bahan bakar tumbuh tajam akibat permintaan konsumen yang lemah.
Baca Juga: Harga minyak turun di pagi ini, permintaan bahan bakar AS di awal musim panas melemah
Terlihat, persediaan minyak mentah yang tidak termasuk SPR turun 5,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 4 Juni menjadi 474 juta barel. Ini jadi penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Tetapi di saat yang sama, stok bahan bakar naik tajam, dengan pasokan produk turun menjadi 17,7 juta barel per hari (bph) dibandingkan 19,1 juta minggu sebelumnya.
Permintaan bensin turun menjadi 8,48 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 4 Juni, turun dari 9,15 juta barel per hari dari minggu sebelumnya, tetapi naik dari 7,9 juta barel per hari dari tahun lalu, menurut data EIA.
Dalam perkembangan lain, harga minyak juga dibebani rencana Waha Oil Co Libya untuk kembali ke operasi produksi normal setelah memperbaiki kebocoran pada pipa yang mengurangi lebih dari separuh produksi minyak perusahaan, sumber minyak di terminal ekspor minyak mentah Es Sider mengatakan.
Dari India, yang merupakan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, permintaan bahan bakar merosot pada Mei ke level terendah sejak Agustus 2020, dengan gelombang COVID-19 kedua menghambat mobilitas dan mematikan aktivitas ekonomi di konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.
Selanjutnya: Harga emas bergerak tipis ke US$ 1.886 per dolar jelang tengah hari ini (10/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News