Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada hari Selasa (4/6), memperpanjang penurunan dari sesi sebelumnya ketika harga jatuh ke level terendah dalam empat bulan.
Investor khawatir akan pasokan yang meningkat di akhir tahun di tengah prospek permintaan yang hati-hati dari konsumen utama Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters, harga inyak mentah Brent turun 49 sen atau 0,63% US$77,87 per barel pada 0343 GMT. Brent ditutup di bawah US$80 untuk pertama kalinya sejak 7 Februari, setelah jatuh lebih dari 3% pada hari Senin.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 51 sen atau 0,51% menjadi US$73,71. Harga minyak ini juga menetap di dekat level terendah empat bulan pada hari Senin setelah meluncur 3,6%.
Baca Juga: Ditutup Anjlok, Harga Minyak Mentah Acuan Capai Titik Terendah dalam Empat Bulan
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, pada hari Minggu sepakat untuk memperpanjang sebagian besar pengurangan produksi minyak mereka hingga tahun 2025.
Tetapi memberikan ruang bagi pemotongan sukarela dari delapan anggota untuk dibatalkan secara bertahap mulai bulan Oktober dan seterusnya.
“Harga minyak menghadapi pukulan ganda akhir-akhir ini, dengan pasokan yang terbebani oleh pedoman OPEC+ untuk mulai mengurangi sejumlah pengurangan produksi mulai Oktober 2024, sementara kondisi permintaan belum didukung dengan baik dengan aktivitas manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan,” kata market strategist di IG Yeap Jun Rong melalui email.
Aktivitas manufaktur AS melambat untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Mei, dengan belanja konstruksi turun secara tak terduga untuk bulan kedua di bulan April.
Dipicu oleh karena penurunan aktivitas non-perumahan – yang keduanya dapat menyebabkan melemahnya permintaan minyak dan bahan bakar.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Senin (3/6) Siang, Brent ke US$80,97 dan WTI ke US$76,90
"...Dengan slogan 'berita buruk adalah berita buruk', pelemahan ekonomi lebih lanjut dapat menyebabkan harga minyak lebih rendah, berpotensi membuka jalan bagi pengujian ulang kisaran harga sebulan yang lebih rendah di level US$72,00, " ujarnya.
Tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan telah membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus pada data konsumsi bahan bakar AS.
Harga rata-rata bensin di AS turun 5,8 sen per galon menjadi US$3,50 per galon pada hari Senin, menurut data GasBuddy.
Pemerintah AS akan merilis data persediaan dan pasokan produk pada hari Rabu. Pasokan produk, yang dianggap sebagai proksi permintaan, akan menunjukkan berapa banyak bensin yang dikonsumsi sekitar akhir pekan Memorial Day, awal musim mengemudi di AS.
Baca Juga: Harga Minyak Tergelincir Meski Ada Perpanjangan Pengurangan Produksi OPEC+
Kekhawatiran terhadap faktor pendorong ekonomi makro dari konsumen minyak terbesar dunia ini kemungkinan akan terus mendorong harga dalam jangka pendek, kata beberapa analis.
“Pasar semakin khawatir terhadap konsumen AS, permintaan minyak pengguna akhir AS (indikatornya mengalami penurunan karena keakuratan data selama bulan Mei namun tetap mengecewakan), dan implikasi globalnya,” kata analis Sparta Commodities, Neil Crosby dalam sebuah pernyataan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News