Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis di awal pekan ini dan cenderung stabil dalam tiga hari perdagangan terakhir. Data ekonomi Eropa yang kuat diimbangi oleh ketidakpastian suku bunga menjelang rapat Federal Reserve 2-3 Mei.
Senin (24/4) pukul 6.30 WIB, harga minyak WTI kontrak Juni 2023 di New York Mercantile Exchange turun tipis ke US$ 77,76 per barel dari posisi akhir pekan lalu US$ 77,87 per barel.
Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juni 2023 di ICE Futures turun tipis ke US$ 81,59 per barel dari posisi akhir pekan lalu US$ 81,66 per barel.
Kedua kontrak minyak mentah bergerak stabil dalam tiga hari perdagangan terakhir setelah tumbang lebih dari 5% dalam sepekan terakhir.
Harga minyak kembali bergerak ke level terendah sejak awal April sebelum OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi. OPEC+ memangkas produksi karena kekhawatiran resesi dan pembengkakan persediaan bensin Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Meski Perang, Nilai Kekayaan Miliarder Rusia Melonjak Tajam
Pemulihan ekonomi Zona Euro secara tak terduga meningkat bulan ini karena wilayah dengan dominasi industri jasa ini melihat permintaan yang sudah meningkat. Peningkatan sektor jasa mengimbangi penurunan yang semakin dalam di manufaktur.
"Sepertinya ekonomi pulih dari musim dingin yang lemah saat ini, tetapi kelemahan manufaktur tetap menjadi perhatian dan meredam kenaikan," kata ekonomi ING dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Survei industri Inggris juga melaporkan peningkatan aktivitas dan inflasi biaya input paling rendah dalam lebih dari dua tahun.
Di India, pemrosesan minyak mentah tetap mendekati rekor tertinggi di bulan Maret, menurut data pemerintah. Data ini menunjukkan permintaan musiman yang solid di konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Terus Tertekan di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Permintaan Melambat
Prospek pasokan yang lebih ketat menambah dukungan harga minyak. Analis memperkirakan penarikan dari persediaan minyak bulan depan, sebagai akibat dari penurunan target produksi OPEC dan meningkatnya permintaan China.
"Pengetatan pasokan kemungkinan akan mendorong harga naik dalam jangka menengah," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Namun, ketidakpastian permintaan, terutama untuk musim mengemudi musim panas yang akan datang, terus membebani pikiran pedagang, kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.
"Pasar masih di bawah tekanan dengan kekhawatiran tentang permintaan," kata Lipow.
Federal Reserve AS, Bank of England, dan European Central Bank (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu di minggu pertama bulan Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News