kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Kembali Naik Akibat Ketersedian Pasokan Berkurang


Selasa, 28 Juni 2022 / 13:53 WIB
Harga Minyak Kembali Naik Akibat Ketersedian Pasokan Berkurang
ILUSTRASI. Kilang minyak bumi. REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (28/6). Kenaikan ini lantaran ketersediaan pasokan minyak berkurang. 

Mengutip Barchart, Selasa (28/6) pukul 13.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik 0,92% ke US$ 110,58 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 naik 1,04% ke level US$ 116,29 per barel.

Analis DCFX Futures Lukman Leong melihat kenaikan harga minyak mentah karena meningkatnya permintaan lantaran perkembangan terbaru dari Arab Saudi dan UAE sudah pada kapasitas maksimal produksi untuk saat ini dan diperkirakan akan sulit untuk menaikkan produksi secara substansial. 

Baca Juga: Moody's dan Gedung Putih Menyatakan Rusia Telah Default

"Gangguan pasokan juga terjadi di Lybia dan Ekuador. Hal ini bisa hanya sementara, dan harga minyak WTI berpotensi menyentuh US$ 115," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (28/6). 

Lukman mengatakan pasokan minyak masih lebih rendah dari permintaan disebabkan supply dari OPEC masih kurang sekitar 2 juta barel per hari (bph) dibandingkan sebelum pandeminc covid 2020. Data cadangan minyak mentah AS sekarang berada di sekitar 930 juta barrel dibandingkan tahun sebelumnya yang hampir menyentuh 1.2 milyar barel.

"Jelas terlihat usaha dari pemerintah-pemerintah dunia untuk menarik cadangan minyak mereka untuk menutupi kekuarangan," kata Lukman. 

Lukman menjelaskan harga minyak merupakan salah satu faktor terutama pada tingginya inflasi dan menghambat supply dengan tingginya biaya logistic yang dimana tentunya berperan besar juga pada harga komoditas yang sensitif pada biaya transportasi. 

Selain itu, Lukman mengatakan permintaan semakin meningkat ke depannya, keseimbangannya dengan demand sangat dipengaruhi oleh supply dari OPEC+ yang diharapkan akan bisa kembali memaksimalkan produksi.

"Permintaan akan mencapai 101 juta bph di tahun 2023 yang dimana telah melewati level pra-pandemic," ujar Lukman. 

Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat di Pagi Ini, WTI dan Brent Naik US$ 1 Per Barel

Menurut Lukman sentimen postif saat ini adalah mulainya musim berkendaraan di belahan bumi utara, sehingga permintaan diperkirakan akan semakin meningkat dalam beberapa bulan ke depan. 

Sementara sentimen negatif berasal dari harapan tambahan supply global dari Iran nuclear talk. 

Lukman mengatakan akhir tahun harga diperkirakan justru akan turun seiring meredanya permintaan seasonal dan harapan kembali normalnya produksi dari OPEC dengan harga WTI rata-rata di US$ 100. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×