Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Adapun harga minyak yang wajar menurut Zaki ada di kisaran US$ 50 per barel. Per bulannya, Zaki mengatakan MYOH menghabiskan sekitar 5 juta liter solar untuk operasional.
Tahun lalu MYOH mencatatkan volume coal getting sebesar 11,1 juta ton atau tumbuh 13,49% secara tahunan. Sementara itu, realisasi volume pengupasan lapisan penutup atau overburden sebesar 55,2 juta bank cubic meter (bcm) pada tahun lalu atau naik 1,09% secara tahunan.
Baca Juga: APBI desak pemerintah terbitkan beleid baru soal kapal nasional untuk ekspor batubara
Meski tidak menyebut angka pasti, namun Zaki mengatakan volume coal getting tahun ini dipastikan naik namun dengan volume OB yang turun.
Pun begitu dengan realisasi kontrak baru. Zaki bilang, MYOH belum mendapatkan kontrak baru. “Target produksi nasional tahun ini kan di bawah dari produksi aktual tahun lalu, pasti banyak juga yang produksinya dikurangi tahun ini,” pungkas Zaki.
Dalam catatan Kontan.co.id, PT Kideco Jaya Agung menjadi satu-satunya pelanggan yang memiliki nilai transaksi lebih dari 10% dari pendapatan konsolidasian MYOH, yakni US$ 239,14 juta atau hampir 94% dari total pendapatan pada 2019.
Baca Juga: Bisnis batubara terpapar corona, Samindo Resources (MYOH) gencar cari kontrak baru
Terakhir, Zaki menegaskan pihaknya masih tetap mengejar diversifikasi bisnis ke sektor Independent Power Producer (IPP) atau bisnis listrik swasta sambil menunggu pembukaan tender dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News