Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit berubah pada hari Selasa (14/5). Investor mengamati pendorong baru, termasuk indikator inflasi AS yang akan datang dan laporan bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu ini.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik tipis 4 sen menjadi US$83,40 per barel pada pukul 03.15 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 5 sen menjadi US$79,17 per barel.
Kontrak acuan ditutup lebih tinggi pada hari Senin (13/5) di tengah tanda-tanda peningkatan permintaan di AS dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Berakhir Naik Senin (13/5), Brent ke US$83,21 dan WTI ke US$78,92
“Harga minyak sedikit lebih tinggi dalam semalam tetapi tetap dalam pola bertahan yang luas selama seminggu terakhir, menjelang data inflasi AS yang akan datang membuat beberapa keraguan tetap ada,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.
Investor mengamati data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dirilis pada hari Rabu (15/5) untuk mencari petunjuk kapan The Fed akan mempertimbangkan penurunan suku bunga.
“Kedepannya, laporan minyak bulanan OPEC akan menjadi fokus untuk memberikan informasi terkini mengenai permintaan minyak global, dengan beberapa perhatian tertuju pada apakah panduan optimistis sebelumnya seputar musim perjalanan musim panas akan terus berlaku,” kata Yeap.
Laporan pasar minyak bulanan OPEC terbaru akan dirilis pada Selasa malam, berdasarkan situs OPEC.
Sementara itu, pasar juga mencermati kebakaran hutan di wilayah terpencil di Kanada bagian barat yang dapat mengganggu pasokan minyak negara tersebut.
Petugas pemadam kebakaran pada hari Senin berlomba untuk memadamkan satu kobaran api di British Columbia dan dua di Alberta dekat jantung industri pasir minyak negara tersebut.
Tidak ada gangguan operasional yang dilaporkan. Namun Alex Hodes, analis di pialang energi StoneX, mengatakan kapasitas produksi Kanada sebesar 3,3 juta barel per hari "sangat mungkin terpengaruh".
Baca Juga: Indeks Global Stagnan, Dolar AS Melemah Menjelang Rilis Data Inflasi AS
Pasar juga terus bereaksi terhadap komentar bullish dari menteri perminyakan Irak, Hayyan Abdul Ghani, selama akhir pekan, menurut catatan dari analis ANZ.
Ghani mengatakan pada hari Minggu (12/5) bahwa Irak akan menghormati pengurangan produksi sukarela yang dilakukan oleh OPEC+, yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen non-OPEC lainnya, pada pertemuan mendatang pada 1 Juni.
Hal ini berlawanan dengan komentarnya pada hari Sabtu bahwa Irak telah melakukan cukup banyak pengurangan produksi secara sukarela dan tidak akan menyetujui pengurangan produksi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News