kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.284   56,00   0,34%
  • IDX 7.248   66,54   0,93%
  • KOMPAS100 1.070   12,37   1,17%
  • LQ45 846   11,08   1,33%
  • ISSI 216   2,61   1,22%
  • IDX30 435   4,56   1,06%
  • IDXHIDIV20 520   7,00   1,37%
  • IDX80 122   1,42   1,17%
  • IDXV30 124   0,36   0,29%
  • IDXQ30 143   1,90   1,35%

Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (22/1), Brent ke US$79,38 dan WTI ke US$75,84


Rabu, 22 Januari 2025 / 12:02 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (22/1), Brent ke US$79,38 dan WTI ke US$75,84
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak relatif stabil pada Rabu (22/1), karena pasar mencerna dampak deklarasi darurat energi nasional oleh Presiden AS Donald Trump pada hari pertama masa jabatannya terhadap pasokan minyak global.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 9 sen menjadi US$79,38 per barel pada pukul 04.20 GMT.

Sementara kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat 1 sen menjadi US$75,84 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Saat Rencana Trump untuk Meningkatkan Produksi Minyak AS

Harga minyak sebelumnya melemah pada Selasa (21/1) setelah Trump mengumumkan rencana besar untuk memaksimalkan produksi minyak dan gas.

Langkah-langkah tersebut mencakup deklarasi darurat energi nasional untuk mempercepat proses perizinan, pencabutan perlindungan lingkungan, dan menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris.

"Pelaku pasar masih mencoba memahami sinyal campuran yang dibawa oleh kebijakan Trump 2.0 terhadap harga minyak," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG.

"Fokus jangka pendek adalah apakah rencananya untuk mengisi cadangan strategis AS akan terwujud," tambah Yeap, seraya mencatat perhatian juga tertuju pada kebijakan tarif yang akan datang.

Menurut catatan analis Morgan Stanley, kebijakan energi terbaru Trump tidak mungkin mendorong investasi jangka pendek atau mengubah pertumbuhan produksi AS.

Baca Juga: Harga Emas Naik Mendekati US$ 2.750, Didorong Kebijakan Tarif Trump

Namun, kebijakan ini bisa mengurangi potensi penurunan permintaan produk olahan.

Para analis juga mempertanyakan apakah janji Trump untuk mengisi kembali cadangan strategis akan memengaruhi permintaan minyak, mengingat pemerintahan Biden sebelumnya sudah membeli minyak untuk cadangan darurat.

Investor tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Trump masih belum jelas.

Trump menyatakan sedang mempertimbangkan tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari, alih-alih pada hari pertama masa jabatannya seperti yang dijanjikan sebelumnya.

Presiden AS juga menambahkan bahwa pemerintahannya "kemungkinan besar" akan berhenti membeli minyak dari Venezuela, salah satu pemasok utama minyak ke Amerika Serikat.

Baca Juga: Trump Sebut OpenAI Bersama SoftBank dan Oracle akan Bentuk Usaha Patungan Stargate

Sementara itu, badai musim dingin langka melanda Pantai Teluk AS pada Selasa, dan sebagian besar wilayah negara itu masih dalam kondisi beku yang berbahaya.

Produksi minyak di North Dakota diperkirakan turun antara 130.000 hingga 160.000 barel per hari (bpd) akibat cuaca dingin ekstrem dan tantangan operasional terkait, menurut otoritas pipa negara bagian pada Selasa.

Namun, dampak badai terhadap operasi minyak dan gas di Texas tetap terbatas, dengan gangguan minimal pada aliran gas, sedikit pemadaman listrik, dan persediaan bensin yang memadai di pompa bensin, meskipun banyak jalan dan jalan raya masih tertutup.

Selanjutnya: 4 Cara Menyiapkan Anak Sulung Agar Siap Menerima Adik Bayi, Orangtua Pahami Caranya

Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Daun yang Dapat Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×