kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Harga Minyak Dunia Stabil, Diprediksi Turun Mingguan karena Meningkatnya Pasokan


Jumat, 27 September 2024 / 19:06 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil, Diprediksi Turun Mingguan karena Meningkatnya Pasokan
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Angus Mordant


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada hari Jumat (27/9), namun diperkirakan akan mencatat penurunan mingguan seiring investor mempertimbangkan prospek peningkatan produksi dari Libya dan kelompok OPEC+ yang lebih luas, meski ada stimulus baru dari China sebagai pengimpor utama.

Melansir Reuters, kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 8 sen atau 0,1% menjadi US$71,68 per barel pada pukul 11:30 GMT.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 11 sen atau 0,2% menjadi US$67,78 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Jumat (27/9) Pagi, Dipicu Rencana Kenaikan Pasokan Arab Saudi

Secara mingguan, Brent tercatat turun hampir 4% dan WTI diperkirakan akan turun hampir 6%.

"Keputusan terbaru OPEC+ untuk meningkatkan produksi hanya menambah tekanan pada pasar," kata Priyanka Sachdeva, senior market analyst di Phillip Nova.

Ia menambahkan bahwa pasar minyak telah berjuang dengan melemahnya permintaan dalam beberapa bulan terakhir.

"Walaupun masih belum jelas apakah stimulus dari China akan berdampak pada peningkatan permintaan bahan bakar, ini tetap dapat memberikan sedikit kelonggaran bagi pasar minyak," tambahnya.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun 3% karena Prospek Peningkatan Produksi OPEC+

Bank sentral China pada hari Jumat menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi kembali ke target tahun ini sekitar 5%.

Lebih banyak langkah fiskal diharapkan diumumkan sebelum libur nasional China yang dimulai pada 1 Oktober, setelah pertemuan para pemimpin tertinggi Partai Komunis menunjukkan adanya peningkatan urgensi dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Sementara itu, faksi-faksi yang bersaing untuk menguasai Bank Sentral Libya menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perselisihan mereka pada Kamis.

Konflik tersebut telah menyebabkan ekspor minyak mentah Libya turun menjadi 400.000 barel per hari (bpd) bulan ini, dari lebih dari 1 juta barel per hari bulan lalu.

Secara terpisah, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan melanjutkan rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari mulai Desember, menurut dua sumber dari OPEC+.

Baca Juga: Harga Minyak Masih Tertekan Meski Suku Bunga Turun dan Ada Stimulus China

Laporan Financial Times pada hari Rabu menyebutkan bahwa peningkatan produksi ini disebabkan oleh keputusan Arab Saudi untuk meninggalkan target harga minyak US$100 dan lebih fokus pada pangsa pasar.

Arab Saudi telah berulang kali membantah menargetkan harga minyak tertentu, dan sumber-sumber di kelompok yang lebih luas mengatakan kepada Reuters bahwa rencana peningkatan produksi mulai Desember tidak mewakili perubahan besar dari kebijakan yang sudah ada.

"Tambahan barel ini sudah diperhitungkan dalam perkiraan, dan langkah ini akan mengurangi kapasitas produksi cadangan kelompok tersebut," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Selanjutnya: Casio Tidak Pernah Rilis Smartwacth, Kenapa?

Menarik Dibaca: Destinasi Wisata Ramah bagi Keluarga di Hong Kong ala Tiket.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×