kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Harga Minyak Dunia Jatuh Selasa (10/2) Sore, Brent ke US$71,05 dan WTI ke US$67,89


Selasa, 10 September 2024 / 18:29 WIB
Harga Minyak Dunia Jatuh Selasa (10/2) Sore, Brent ke US$71,05 dan WTI ke US$67,89
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Angus Mordant//File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada Selasa (10/9), menghapus keuntungan yang dicapai sehari sebelumnya.

Lemahnya permintaan dari China menekan pasar dan gangguan pasokan minyak di Amerika Serikat (AS) akibat Badai Tropis Francine tidak cukup untuk membalikkan tren penurunan ini.

Melansir Reuters, minyak mentah Brent turun 79 sen atau 1,1% menjadi US$71,05 per barel pada pukul 09.48 GMT.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga merosot 82 sen atau 1,2% ke level US$67,89.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Lemahnya Permintaan China Mengimbangi Gangguan Pasokan di AS

Kedua tolok ukur tersebut sempat naik sekitar 1% pada hari Senin (9/9).

Penutupan pelabuhan di Texas, termasuk Brownsville, diperintahkan oleh Penjaga Pantai AS pada Senin malam saat Badai Tropis Francine mendekat di Teluk Meksiko. Pelabuhan Corpus Christi tetap beroperasi dengan pembatasan.

Menurut Pusat Badai Nasional AS (NHC), badai tropis tersebut diperkirakan akan meningkat kekuatannya menjadi badai pada Selasa.

Exxon Mobil menghentikan produksi di platform lepas pantainya, Hoover. Sementara Shell menghentikan pengeboran di dua platform lainnya. Chevron juga mulai menutup produksi minyak dan gas di dua platform lepas pantainya.

Namun, tanda-tanda melemahnya permintaan global dan ekspektasi kelebihan pasokan minyak terus menekan harga.

Data dari China pada Senin menunjukkan inflasi konsumen meningkat pada Agustus, tetapi permintaan domestik masih lemah, sementara deflasi harga produsen memburuk.

Baca Juga: Konflik Iran-Israel Mengerek Harga Minyak, Subsidi Bisa Bengkak Jadi Rp 600 Triliun

Data ekspor China yang dirilis pada Selasa menunjukkan pertumbuhan tercepat dalam 1,5 tahun terakhir, tetapi impor mengecewakan di tengah permintaan domestik yang lemah.

"Pesan dari China jelas dan terdengar di seluruh dunia," kata analis PVM Oil, Tamas Varga, yang menambahkan bahwa negara tersebut berjuang untuk mendorong konsumsi dan meningkatkan permintaan yang lesu.

Pasar juga menantikan laporan pasar minyak bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta proyeksi jangka pendek dari Badan Informasi Energi AS (EIA) mengenai kondisi pasar global dan produksi minyak mentah AS.

Selanjutnya: Rupiah Diperkirakan Bergerak Stagnan Pada Rabu (11/9)

Menarik Dibaca: Jakarta dan Sekitarnya Waspada Bencana, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok Hujan Deras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×