Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit berubah pada hari Jumat (23/8), tetapi diperkirakan akan berakhir lebih rendah minggu ini.
Data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah memicu kekhawatiran tentang permintaan dan pembicaraan gencatan senjata yang diperbarui di Gaza meredakan kekhawatiran tentang gangguan pasokan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 16 sen atau 0,2% menjadi US$77,38 per barel pada pukul 06:42 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 15 sen menjadi US$73,16 per barel. Minyak mentah Brent telah turun sekitar 3% sejauh minggu ini dan WTI kehilangan hampir 5%.
Baca Juga: Harga Minyak Rebound, Bergerak Stabil Pada Perdagangan Jumat (23/8) Pagi
Kedua acuan harga tersebut mencapai level terendah sejak awal Januari minggu ini, setelah pemerintah AS secara tajam menurunkan perkiraan jumlah pekerjaan yang ditambahkan oleh pemberi kerja di negara itu tahun ini hingga Maret.
Hal ini memicu kekhawatiran tentang kemungkinan resesi di AS yang dapat merugikan permintaan di negara konsumen minyak terbesar, tetapi beberapa analis mengatakan bahwa hal tersebut adalah reaksi berlebihan terhadap revisi data pekerjaan tersebut.
"Penurunan baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran tentang pendaratan keras ekonomi di AS. Namun, data menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin secara bertahap daripada melambat dengan cepat. Ini didukung oleh tanda-tanda permintaan yang kuat di AS," kata analis dari ANZ Research.
Data terbaru dari China, importir minyak terbesar, menunjukkan ekonomi yang sedang berjuang dan melambatnya permintaan minyak dari penyuling di sana.
Dorongan baru untuk gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas juga membantu meredakan kekhawatiran pasokan dan menekan harga minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Berusaha Rebound, Setelah Jatuh di Bawah Level US$ 72 per Barel
Delegasi AS dan Israel memulai putaran pertemuan baru di Kairo pada hari Kamis untuk menyelesaikan perbedaan atas proposal gencatan senjata.
Beberapa analis mengatakan harga minyak dapat menemukan dukungan dalam beberapa minggu ke depan karena persediaan global telah menurun selama dua bulan terakhir.
"Pasar terus mempertimbangkan langkah OPEC berikutnya. Kelompok produsen ini mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka berencana untuk meningkatkan produksi di Q4. Namun, harga tetap tertekan. Ini dapat menyebabkan rencana tersebut ditunda dalam upaya untuk mendukung harga," kata analis dari ANZ.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News