kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Minyak Ditutup Turun Berkat Kemajuan Gencatan Senjata Israel dan Hamas


Sabtu, 13 Juli 2024 / 06:58 WIB
Harga Minyak Ditutup Turun Berkat Kemajuan Gencatan Senjata Israel dan Hamas
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Gas burns off at the al-Shuaiba oil refinery near Basra, Iraq, April 20, 2017. REUTERS/Essam Al-Sudani/File Photo


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat harga minyak dunia turun. Sentimennya mengalahkan permintaan minyak mentah AS yang telah menopang harga pada awal pekan ini.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 0,5% mendekat US$ 82,21 per barel. Sedangkan minyak mentah Brent terkoreksi 37 sen menjadi US$ 85,03 per barel.

Konflik regional di Timur Tengah pada sumber sepertiga minyak dunia itu telah mendorong harga mendekati US$87 pada awal tahun ini.

Presiden AS Joe Biden dalam postingan di media sosial pada Jumat (12/7), mengatakan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui kerangka gencatan senjata yang berpotensi mengurangi risiko geopolitik terhadap pasokan minyak mentah.

Melansir Bloomberg, awal pekan ini, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan para perunding telah mencapai kemajuan menuju gencatan senjata, namun mengecilkan harapan akan tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat.

“Tanda-tandanya lebih positif saat ini dibandingkan beberapa bulan terakhir. Walapun masih ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum kita tutup, jika kita mampu menutupnya.” kata Sullivan.

Baca Juga: Harga Minyak Berpotensi Lanjut Menguat Pekan Depan Efek Prospek Penurunan Suku Bunga

Sementara itu dari Barat, harga minyak mentah melemah karena investor mempertimbangkan redanya sentimen konsumen AS terhadap harapan penurunan suku bunga The Fed pada bulan September nanti.

Melansir Reuters, survei yang dilakukan Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam 8 bulan pada juli. Investor memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September.

“Pasar tidak takut terhadap The Fed saat ini,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

Suku bunga yang lebih rendah diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar.

Baca Juga: Harga Minyak Bergerak di Kisaran Sempit Sejak 2022, Imbas Pemangkasan Produksi OPEC+

“Angka inflasi AS yang menurun mungkin mendukung upaya The Fed untuk memulai proses pelonggaran kebijakannya lebih awal. Hal ini juga menambah serangkaian kejutan negatif pada data ekonomi AS, yang menunjukkan melemahnya perekonomian ASl,” timpal Yeap Jun Rong, Ahli Strategi Pasar di IG.

Data pemerintah pada Rabu (10/7) menunjukkan harga minyak mendapat dukungan dari permintaan bensin AS yang mencapai rekor tertinggi sejak 2019 pada angka 9,4 juta barel per hari (bph). Permintaan bahan bakar jet dalam rata-rata empat minggu berada pada titik terkuat sejak Januari 2020. Permintaan bahan bakar yang kuat mendorong penyulingan AS untuk meningkatkan aktivitas dan memanfaatkan stok minyak mentah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×