Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia diperkirakan lanjut menguat pada pekan depan. Sentimen utamanya masih datang dari stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang menyusut. Prospek pelemahan suku bunga yang semakin dekat juga mendorong kenaikan harga minyak.
Jumat (12/7) pukul 22.38 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2024 di Nymex menguat 0,62% ke US$ 83,13 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI turun tipis 0,04%..
Sedangkan harga minyak Brent kontrak September 2024 di ICE Futures menguat 0,51% ke US$ 85,84 per barel. Dalam sepekan, harga minyak Brent justru melemah 0,81%.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat minyak mentah berjangka WTI naik karena didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Menurut data EIA, per 5 Juli 2024, stok minyak mentah AS turun 3,444 juta barel. Angka tersebut melebihi perkiraan penurunan sebesar 3,0 juta barel.
“Persediaan bensin juga turun lebih banyak dari yang diperkirakan,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (12/7).
Baca Juga: Harga Minyak Naik Seiring Meredanya Inflasi AS
Sutopo menambahkan, OPEC juga mempertahankan perkiraan kenaikan permintaan minyak global yang kuat pada tahun 2024, khususnya di musim panas. Alhasil, pergerakan harga minyak saat ini menunjukkan tren kenaikan yang stabil.
EIA memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai 104,7 juta barel per hari (bph) pada tahun 2025. Prediksi ini sedikit di atas proyeksi pasokan sebesar 104,6 juta barel per hari, yang menunjukkan adanya defisit di masa depan.
Selain itu, Sutopo mengatakan ekspektasi penurunan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini, juga menjadi sentimen yang membuat harga minyak mentah dunia diprediksi akan lanjut menguat.
Dia menjelaskan, apabila dilakukan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral lainnya, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh. Dengan begitu, permintaan minyak mentah dunia berpotensi meningkat. Terlebih, penurunan suku bunga ini diprediksi tidak ada hubungannya dengan politik.
Baca Juga: Harga Minyak Bergerak di Kisaran Sempit Sejak 2022, Imbas Pemangkasan Produksi OPEC+
“Maka saya memprediksi, kemungkinan harga minyak mentah akan menembus di kisaran US$ 83 per barel-US$ 85 per barel pada minggu depan," kata dia.
Sutopo memproyeksi, harga minyak mentah WTI akan berada di sekitar US$ 83,56 per barel-US$ 85,00 per barel pada kuartal ketiga ini. Sedangkan di akhir tahun 2024, dia memperkirakan harga minyak Brent bisa mencapai US$ 90,30 per barel.
“Proyeksi harganya di akhir tahun berpotensi tembus di level US$ 90,30 per barel, kalau penurunan suku bunga sesuai ekspektasi, yaitu sebanyak dua kali,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News