kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak ditutup menguat di atas 1% usai OPEC+ gagal capai kesepakatan


Selasa, 06 Juli 2021 / 06:06 WIB
Harga minyak ditutup menguat di atas 1% usai OPEC+ gagal capai kesepakatan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah menguat lagi karena OPEC+ gagal capai kesepakatan produksi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah menguat pada perdagangan di awal pekan setelah OPEC+ membatalkan pembicaraan tentang tingkat produksi, yang berarti tidak ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi yang telah disepakati.

Senin (5/7), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 ditutup naik 94 sen atau 1,2% ke level US$ 77,11 per barel. Minyak Brent juga sempat diperdagangkan di sekitar posisi tertinggi dalam 2,5 tahun. 

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 diperdagangkan menguat 1,5% menjadi US$ 76,27 per barel.

Hasil pertemuan para menteri OPEC+ akhirnya anti klimaks setelah tidak menetapkan tanggal baru untuk melanjutkan pembicaraan karena gagal mencapai kesepakatan usai Uni Emirat Arab menolak perpanjangan delapan bulan yang diusulkan untuk pembatasan produksi.

Sebelumnya, OPEC+ menyepakati rekor pengurangan produksi pada tahun 2020 untuk mengatasi jatuhnya harga yang disebabkan oleh Covid-19.

Para produsen secara bertahap melonggarkan pembatasan produksi, tetapi rencana yang disebutkan pada pertemuan Jumat (2/7) untuk meningkatkan produksi sekitar 2 juta barel per hari (bph) dari Agustus hingga Desember 2021 dan untuk memperpanjang pakta pada serangkaian perubahan produksi bertahap hingga akhir 2022. ditolak mentah-mentah oleh UEA.

Prospek OPEC+ tidak menambahkan produksi ekstra ke pasar bulan depan mendorong harga, tetapi juga menambah volatilitas, kata analis pasar minyak Rystad Energy Louise Dickson.

Baca Juga: Harga minyak mentah Indonesia Juni 2021 naik jadi US$ 70,23 per barel, ini faktornya

"Fakta bahwa pertemuan ditunda hari ini dan waktu yang dibutuhkan untuk mengumumkannya menunjukkan bahwa ada beberapa negosiasi di sela-sela," jelasnya.

ING Economics menambahkan, kegagalan OPEC+ untuk mencapai kesepakatan dapat memberikan beberapa kenaikan singkat untuk harga minyak tetapi mengatakan "itu juga bisa menandakan awal dari akhir untuk kesepakatan yang lebih luas, dan risiko bahwa anggota mulai meningkatkan produksi."

Perdagangan di awal pekan ini cenderung tipis pada hari libur di pasar AS untuk menandai Hari Kemerdekaan menambah volatilitas. Selain itu harga minyak bisa bergerak sideways dalam waktu dekat karena "kelelahan pembeli" setelah tren bullish yang panjang, kata analis senior RBN Energy Martin King.

Sebelumnya, pangeran Abdulaziz bin Salman, yang juga merupakan Menteri Energi Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di OPEC, pada Minggu (4/7) menyerukan "kompromi dan rasionalitas" untuk mengamankan kesepakatan.

Kebuntuan itu bertepatan dengan ketidakpastian tentang jalannya pandemi dan kekhawatiran tentang penyebaran varian Delta dari virus corona.

Tetapi data ekonomi Eropa yang positif menawarkan beberapa dukungan. Bisnis zona euro memperluas aktivitas pada tingkat tercepat dalam 15 tahun pada bulan Juni karena pelonggaran pembatasan virus corona menghidupkan kembali industri jasa, sebuah survei menunjukkan pada hari Senin.

Di Amerika Serikat, perusahaan energi meningkatkan rig minyak dan gas alam untuk minggu ketiga dari empat pekan terakhir. 

Selanjutnya: BI turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021, ini kisarannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×