kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak ditutup menguat, Brent kembali ke level tertinggi sejak Maret 2020


Rabu, 05 Agustus 2020 / 06:23 WIB
Harga minyak ditutup menguat, Brent kembali ke level tertinggi sejak Maret 2020
ILUSTRASI. Harga minyak Brent naik ke level tertinggi sejak Maret 2020


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah acuan berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa (4/8). Bahkan, harga minyak jenis Brent kembali ke level tertingginya sejak bulan Maret 2020. 

Sentimen  utama bagai pergerakan si hitam datang dari harapan adanya stimulus baru dari pemerintah Amerika Serikat (AS) guna mengerek ekonomi yang terdampak pandemi virus corona. 

Kemarin, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures naik 28 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 44,43 per barel. Ini jadi penutupan tertinggi sejak 6 Maret. 

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) melesat naik 69 sen, atau 1,7% ke US$ 41,70 per barel. Ini juga menjadi level tertinggi sejak 21 Juli.

Baca Juga: Harga minyak mentah masih tertahan, banjir pasokan dan lonjakan Covid-19 menghantui

Sebelumnya pada hari itu, baik Brent dan WTI diperdagangkan pada level tertinggi sejak awal Maret.

Pergerakan harga itu terjadi menjelang rilis laporan industri dari American Petroleum Institute yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS pekan lalu.

"Harga minyak berubah positif karena harapan stimulus dan setelah putaran positif data ekonomi menunjukkan pemulihan manufaktur berlanjut pada Juni," Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA di New York. Hal ini merujuk data manufaktur yang lebih baik dari yang diharapkan di Asia, Eropa dan AS.

Negosiasi antara Demokrat kongres dan Gedung Putih pada putaran baru stimulus virus corona telah mulai bergerak ke arah yang benar, meskipun kedua belah pihak tetap berjauhan, kata salah satu pejabat dari Partai Demokrat dari Senat AS Selasa.

Kasus-kasus baru virus korona AS di Negeri Paman Sam juga mulai turun di bawah 50.000 selama akhir pekan untuk pertama kalinya sejak awal Juli. 

Baca Juga: Wall Street kembali melaju ditopang saham Apple dan penantian stimulus baru

Meskipun harga menguat, para pedagang mengatakan minyak mentah tetap di bawah tekanan karena kekhawatiran gelombang baru infeksi Covid-19 di tempat lain di dunia yang akan menghambat pemulihan permintaan seperti produsen utama meningkatkan produksi.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, meningkatkan produksi bulan ini sekitar 1,5 juta barel per hari. Produsen AS juga berencana untuk memulai kembali produksi yang ditutup.

Di Eropa dan Asia, sementara itu, kekhawatiran berkembang bahwa coronavirus mungkin menyebar dalam gelombang kedua global, kata Paola Rodriguez Masiu dari Rystad Energy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×