kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak ditutup melemah usai sejumlah negara Eropa tangguhkan vaksin AstraZeneca


Rabu, 17 Maret 2021 / 06:27 WIB
Harga minyak ditutup melemah usai sejumlah negara Eropa tangguhkan vaksin AstraZeneca
ILUSTRASI. Harga minyak koreksi lagi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup melemah untuk hari ketiga karena Jerman, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya menangguhkan penggunaan vaksin virus corona yang akhirnya mengancam pemulihan permintaan bahan bakar.

Selasa (16/3), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2021 turun 49 sen atau 0,7% menjadi US$ 68,39 per barel. Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate juga melemah 59 sen atau 0,9% ke level US$ 64,80 per barel.

Padahal, di awal bulan ini, harga Brent mencapai level tertinggi sejak awal 2020, dan WTI berada di level tertinggi 2018 yang disokong vaksinasi global.

Namun, kini minyak mendapat katalis negatif usai Jerman, Prancis dan Italia mengatakan mereka akan menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford dan AstraZeneca setelah laporan tentang kemungkinan efek samping yang serius. 

Rencana tersebut mengabaikan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut tidak ada kaitan efek samping fatal yang terjadi usai vaksin tersebut digunakan. 

Selain itu, pengawas obat-obatan Eropa juga mengatakan manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya. Namun, sejumlah negara di Eropa masih memilih untuk menangguhkan sementara penggunaannya. 

Investor khawatir lambatnya vaksinasi di Uni Eropa dapat mengganggu pemulihan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Baca Juga: Harga emas spot ditutup melemah tipis, investor menanti pernyataan The Fed

"Agar permintaan minyak pulih sepenuhnya, inokulasi yang sukses dan cepat dari populasi global perlu dilakukan," kata Bjornar Tonhaugen, Head of Oil Markets Rystad Energy. 

"Sebelum kemunduran baru-baru ini, ada hal positif bahwa kampanye yang sedang berjalan berada di jalur yang benar," lanjut dia.

Pandemi meredupkan permintaan terhadap minyak di tahun lalu. Kini harga telah pulih ke tingkat yang terlihat sebelum krisis kesehatan global, tetapi kenaikan telah dibatasi oleh lambatnya kemajuan peluncuran vaksin di banyak negara.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah meningkat karena kilang belum pulih sepenuhnya dari pembekuan mendalam pada pertengahan Februari di Texas yang menghentikan operasi mereka.

"Arah jangka pendek akan ditetapkan oleh laporan inventaris mingguan AS," kata analis PVM dalam sebuah catatan, menambahkan bahwa penguatan dolar terhadap mata uang lain juga membebani harga minyak.

Data perdagangan dari American Petroleum Institute (API) pada Selasa (16/3) malam menunjukkan, stok minyak mentah AS turun sekitar 1 juta barel pekan lalu, kata sumber pasar.

Menjelang data resmi pada hari Rabu, analis memperkirakan minyak mentah naik sekitar 3 juta barel dalam kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Stok minyak melonjak hampir 14 juta barel di minggu sebelumnya, data pemerintah menunjukkan di pekan lalu.

Pabrik penyulingan AS mengurangi perekrutan kapal untuk periode yang lebih lama, tanda lain dari ketidakpastian mengenai kapan permintaan minyak global akan kembali ke tingkat sebelum pandemi, kata sumber pengiriman dan perdagangan.

Selanjutnya: Wall Street bergerak tanpa arah, Dow Jones dan S&P 500 melemah dari level tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×