kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street bergerak tanpa arah, Dow Jones dan S&P 500 melemah dari level tertinggi


Rabu, 17 Maret 2021 / 05:50 WIB
Wall Street bergerak tanpa arah, Dow Jones dan S&P 500 melemah dari level tertinggi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street cenderung melemah pada akhir perdagangan Selasa (16/3). Dua dari tiga indeks utama ditutup melemah usai mencetak rekor terbaiknya pada sesi sebelumnya. 

Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,39% menjadi 32.825,95 poin, indeks S&P 500 turun 0,16% ke level 3.962,71. Sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 0,09% ke posisi 13.471,57.

Pelemahan indeks S&P 500 terjadi karena terbebani oleh saham energi dan industri yang lesu. Investor pun kini berhati-hati sambil menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Sektor energi pada indeks S&P 500 jatuh hampir 3% setelah penurunan harga minyak. Sementara sektor keuangan dan industri juga melemah lebih dari 1%. Sedangkan, sektor layanan komunikasi dan teknologi keduanya naik lebih dari 0,7%.

Pada perdagangan Selasa (16/3), bursa saham Amerika Serikat (AS) itu tidak memiliki arah hampir sepanjang hari. Padahal di hari sebelumnya, Wall Street tampil perkasa berkat optimisme tentang paket stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun dan upaya vaksinasi yang telah memperkuat pandangan bahwa ekonomi sedang menuju pemulihan.

Namun di saat yang sama, kekhawatiran tentang ekonomi yang terlalu panas dan potensi kenaikan suku bunga baru-baru ini telah meningkatkan pengawasan pada pertemuan The Fed. Para analis menilai, The Fed akan cenderung menaikkan perkiraan ekonomi dan mengulangi janji mereka untuk tetap akomodatif di masa mendatang.

Baca Juga: Wall Street cenderung menguat, Dow Jones koreksi dari rekor tertinggi

Di sisi lain, keberhasilan indeks Nasdaq naik tipis ditopang saham Apple Inc yang menguat 1,3% setelah Evercore ISI menaikkan target harga pada saham pembuat iPhone ke level tertinggi di antara analis yang mengcover perusahaan tersebut. 

Pengukur ketakutan Wall Street mencapai level terendah lima minggu pada 19,68 poin. Kenaikan yield US Treasury tenor acuan di akhir perdagangan menjadi 1,62% menghentikan antusiasme untuk saham-saham dengan pertumbuhan tinggi. Benchmark obligasi AS tenor 10 tahun tersebut mencapai rekor tertinggi 13 bulan pada minggu lalu.

Hasil survei BofA's, yang merupakan fund manager, menunjukkan bahwa investor telah sedikit meningkatkan alokasi kas mereka, menganggap bahwa inflasi dan "taper tantrums" dapat menggulingkan rekor reli di pasar keuangan.

"Pertemuan The Fed ini adalah salah satu yang paling penting bagi pasar dalam waktu yang lama. Ini adalah yang pertama kami lakukan setelah kenaikan tingkat inflasi baru-baru ini dan kekhawatiran tentang inflasi," kata Tom Martin, Senior Portfolio Manager Globalt Investments di Atlanta. .

Data menunjukkan, penjualan ritel turun lebih dari yang diharapkan pada Februari karena cuaca yang sangat dingin di seluruh negeri. Laporan lain memperlihatkan, badai musim dingin di Texas menyebabkan penurunan produksi pabrik AS bulan lalu.

Sementara itu, saham Ford Motor Co menjadi salah satu yang turun paling dalam usai anjlok 5,4% setelah mengumumkan kesepakatan konversi utang sebesar US$ 2 miliar.

Selanjutnya: Arah kebijakan The Fed masih pengaruhi pergerakan IHSG pada Rabu (17/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×