kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak diproyeksikan cenderung stagnan hingga akhir tahun


Kamis, 15 Oktober 2020 / 20:11 WIB
Harga minyak diproyeksikan cenderung stagnan hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak global diproyeksikan akan cenderung stagnan hingga akhir tahun ini. Mengutip Bloomberg, Kamis (15/10) harga minyak WTI untuk pengiriman November 2020 di Nymex berada di US$ 40,03 per barel atau turun 2,4%.

Analis HFX Berjangka Ady Pangestu mengamati sudah sekitar lima bulan harga minyak bergerak di kisaran US$ 40 per barel.

Secara teknikal Ady menganalisis harga minyak berpotensi naik tetapi tidak signifikan. "Jika berharap harga minyak naik signifikan itu tidak akan terjadi karena kondisi ekonomi global saat ini masih menurunkan permintaan minyak, baru dari China saja permintaan minyak, negara lain belum," kata Ady, Kamis (15/10). 

Hingga akhir tahun, Ady juga memproyeksikan harga minyak tidak menguat secara signifikan.

Baca Juga: Harga minyak turun tipis setelah rilis data persediaan minyak mentah AS

Ady juga mengatakan di tengah pandemi dan pemberlakuan lockdown di banyak negara membuat permintaan minyak masih akan menurun.

Namun dalam jangka pendek, dalam riset Monex mengatakan harga minyak berpotensi menguat terbatas setelah pada Rabu (14/10) International Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa mereka memperkirakan suplai dan pemintaan global cenderung menurun rata-rata di 4 juta barel per hari dalam cadangan minyak dunia pada kuartal saat ini.

Pelemahan harga minyak juga tercermin dari laporan IEA yang mencatat bahwa volume minyak mentah dalam penyimpanan floating, yang biasanya mengindikasikan titik lemah permintaan telah turun sekitar sepertiga di bulan September saja menjadi lebih dari 139 juta barel.

"Tidak adanya penambahan cadangan membuat harga minyak berpotensi masih bertahan untuk tidak turun," kata Ady.

Sentimen lain yang mendukung harga minyak adalah spekulasi bahwa blok produsen OPEC+ akan memberi sinyal kesediaannya untuk menunda jadwal kenaikan produksi di akhir tahun ini, mengingat kerapuhan permintaan global.

Untuk sepekan ke depan Ady memproyeksikan support harga minyak berada di US$38 per barel hingga US$ 40 per barel. Sedangkan resistance berada di rentang US$ 40 per barel hingga US$ 42 per barel.

Ady merekomendasikan investor untuk mengambil posisi beli saat harga minyak terkoreksi.

Selanjutnya: Harga minyak naik dalam tiga hari berturut-turut hingga Kamis (15/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×