Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Walaupun masih mencatatkan penguatan terbatas, harga minyak mentah West Texas IntermediateI (WTI) di Nymex-AS masih dipandang berada dalam tren bearish. Secara fundamental, komoditas energi itu masih diselimuti sentimen negatif. Pasokan yang melimpah berpeluang menekan harga di kemudian hari.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures menilai, saat ini, produksi minyak mentah dari beberapa negara produsen menunjukkan gejala penguatan. Selain dari Amerika Serikat (AS) rupanya produksi minyak dari China dan Libia juga meningkat.
Persedian minyak mentah di pelabuhan Provinsi Shandong, China Timur naik 2,3% menjadi 14,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Agustus. Sedangkan, produksi dari Libia sudah kembali stabil, setelah mereka berhasil mengatasi persoalan pemberontakan di salah satu tambangnya.
“Ini sentimen negatif bagi minyak karena mereka kan enggak ikut kesepakatan pemangkasan,” ujarnya, Jumat (18/8).
Sampai akhir kuartal III 2017, Nizar menilai, harga minyak WTI hanya mampu bergerak dalam kisaran US$ 40-US$ 50 per barel. Sedangkan, pekan depan, harga minyak ditaksir akan bergerak antara US$ 45-US$ 49 sebarel.
Secara teknikal, harga minyak masih bergerak di bawah garis moving average (MA) 10 dan MA 25. Kata Nizar, jika penurunan berlanjut dan MA 10 menembus MA 25, maka koreksi harga minyak akan berlanjut dalam waktu dekat.
Sinyal koreksi juga diperlihatkan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang histrogramnya menunjukkan penurunan, lalu indikator relative strength index (RSI) naik ke level 46, dan stochastic yang bergulir di level 10.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News