Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah di awal perdagangan hari ini setelah di sesi sebelumnya cetak rekor penutupan tertinggi sejak 2014. Koreksi harga terjadi setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah naik Amerika Serikat (AS) naik lebih dari yang diharapkan dan secara tak terduga, persediaan bahan bakar di AS juga meningkat pada pekan lalu.
Rabu (27/10) pukul 08.40 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2021 turun 25 sen atau 0,3% menjadi US$ 86,15 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent ditutup pada level tertinggi dalam tujuh tahun.
Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2021 juga melemah 26 sen atau 0,3% ke US$ 84,39 per barel setelah naik 1,1% di sesi sebelumnya.
Berdasarkan data American Petroleum Institute yang dirilis Selasa (26/10) malam, persediaan minyak mentah AS naik 2,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Oktober. Jumlah itu lebih tinggi dari ekspektasi untuk kenaikan 1,9 juta barel.
Baca Juga: Kurang pasokan, harga minyak mentah ditutup di level tertinggi sejak 2014
Berdasarkan data yang sama, persediaan bensin di Negeri Paman Sam naik 500.000 barel dan stok sulingan meningkat 1 juta barel. Padahal para pelaku pasar memprediksi keduanya turun di pekan lalu.
Dengan Brent naik delapan minggu terakhir dan WTI naik selama 10 minggu terakhir, harga mulai terlihat overbought, kata para analis.
"Kecuali lebih banyak berita bullish, yang mungkin mengingat apa yang kita lihat kemarin, kita bisa melihat beberapa aksi ambil untung di Brent dan WTI yang akan sehat untuk pasar," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Selanjutnya: Simak rekomendasi saham pilihan dari MNC Sekuritas untuk hari ini (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News