Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Itu juga menjadi langkah China untuk melindungi kekayaan intelektual, sekaligus memberikan suasana kondusif untuk pembicaraan perdagangan.
Meskipun begitu, Analis Nanang Wahyudin dari Finnex Berjangka menilai masih ada kekhawatiran bahwa peristiwa-peristiwa di Hong Kong, seperti kerusuhan anti-pemerintah selama berbulan-bulan, dapat membayangi kemajuan pembicaraan perdagangan.
Itu senada dengan pernyataan O'Brien yang memperingatkan Washington tidak akan menutup mata terhadap apa yang terjadi di Hong Kong.
Baca Juga: Harga minyak turun gunung dari level tertinggi dalam dua bulan
Di sisi lain, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak plus Rusia (OPEC +) bakal bertemu pada 5 Desember di kantor pusatnya di Wina. Pertemuan tersebut bakal membahas kelanjutan rencana negara anggota untuk memangkas produksi minyaknya hingga tahun depan.
"Harga minyak dapat didorong lebih tinggi jika OPEC + setuju untuk memperpanjang pengurangan pasokan tiga bulan lagi hingga pertengahan 2020," ujar Nanang kepada Kontan.co.id.
Nanang mengungkapkan, secara fundamental cukup mendukung kenaikan harga minyak ke depan, sejalan dengan harga yang berada di atas moving13, 26, dan 100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News