kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Anjlok, WTI Bergerak di Bawah US$ 90 per Barel


Selasa, 16 Agustus 2022 / 08:15 WIB
Harga Minyak Anjlok, WTI Bergerak di Bawah US$ 90 per Barel
ILUSTRASI. Selasa (16/8) pukul 7.35 WIB, harga minyak WTI turun 1% ke US$ 88,51 per barel setelah kemarin anjlok 2,91% dalam sehari.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak anjlok makin dalam. Harga minyak west texas intermediate (WTI) bahkan sudah bergerak di bawah US$ 90 per barel sejak kemarin.

Selasa (16/8) pukul 7.35 WIB, harga minyak WTI kontrak September 2022 di New York Mercantile Exchange turun 1% ke US$ 88,51 per barel setelah kemarin anjlok 2,91% dalam sehari.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Oktober 2022 di ICE Futures pagi ini melorot 1,12% ke US$ 94,03 per barel. Kemarin, harga minyak acuan internasional ini tumbang 3,11% dalam sehari.

Harga minyak turun karena data ekonomi China yang lemah memicu kekhawatiran tentang permintaan di importir minyak mentah terbesar dunia. Sementara kepala eksportir utama dunia, Saudi Aramco, mengatakan siap untuk meningkatkan produksi.

Baca Juga: Harga Emas Turun ke US$ 1.778 per Ons Troi, Selasa (16/8) Pagi

Ekonomi China secara tak terduga melambat pada Juli. Sementara produksi kilang turun menjadi 12,53 juta barel per hari, terendah sejak Maret 2020, menurut data pemerintah.

"Data resmi menunjukkan bahwa permintaan minyak melemah karena logistik domestik dan permintaan konsumen terhalang oleh rekor harga pompa minyak yang tinggi," kata Heron Lin, ekonom di Moody's Analytics kepada Reuters.

Permintaan minyak bisa tetap dalam tren turun untuk sisa tahun ini karena ancaman pembatasan Covid-19 mendorong penghematan untuk pencegahan dan mengurangi konsumsi minyak.

Saudi Aramco siap untuk meningkatkan produksi minyak mentah hingga kapasitas maksimumnya 12 juta barel per hari jika diminta oleh pemerintah Arab Saudi, kata Kepala Eksekutif Amin Nasser, Minggu.

Baca Juga: Aktivitas Masyarakat Melesat, Impor BBM dan Gas Membludak

"Kami yakin dengan kemampuan kami untuk meningkatkan hingga 12 juta barel per hari setiap kali ada kebutuhan atau panggilan dari pemerintah atau dari kementerian energi untuk meningkatkan produksi kami," kata Nasser. Dia menambahkan bahwa pelonggaran pembatasan Covid-19 China dan peningkatan dalam industri penerbangan dapat menambah permintaan.

Harga minyak rebound lebih dari 3% minggu lalu setelah komponen pipa minyak yang rusak mengganggu produksi di beberapa anjungan lepas pantai Teluk Meksiko dan karena investor mengurangi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Produsen telah bergerak untuk mengaktifkan kembali beberapa produksi yang dihentikan setelah perbaikan selesai Jumat malam.

Pasar minyak global tetap didukung oleh ketatnya pasokan menjelang sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia dan pasokan produk olahan musim dingin ini. Pasokan akan lebih banyak jika Iran dan AS menerima tawaran dari Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, yang akan mencabut sanksi terhadap ekspor minyak Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×