kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,63   4,30   0.48%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak ambruk 70% di kuartal pertama akibat virus corona dan perang harga


Rabu, 01 April 2020 / 14:56 WIB
Harga minyak ambruk 70% di kuartal pertama akibat virus corona dan perang harga
ILUSTRASI. Ilustrasi harga minyak mentah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah global kembali merosot menyusul penurunan kuartal-an dan bulanan terbesarnya, seiring kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan Amerika Serikat dan keretakan yang melebar di dalam OPEC yang meningkatkan kekhawatiran kelebihan pasokan.

Harga minyak mentah mendekati level terendahnya di tengah krisis virus corona global yang telah membawa perlambatan ekonomi dunia dan memangkas permintaan minyak. Lihat saja, minyak mentah berjangka mengakhiri kuartal pertama tahun ini dengan penurunan hampir 70% setelah rekor kerugian pada bulan Maret.

Rabu (1/4), pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juni 2020 di ICE Futures turun US$ 1,02, atau 3,9%, pada US$ 25,33 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex turun 35 sen, atau 1,7%, menjadi US$ 20,13 per barel, setelah menyerah kenaikan sebelumnya yang menurut para analis didorong oleh pembangunan posisi pada awal kuartal kedua 2020.

Baca Juga: Harga emas spot terus melejit menjadi US$ 1.594,89 per ons troi

Sentimen negatif datang setelah data American Petroleum Institute (API) menunjukkan, persediaan minyak mentah AS naik 10,5 juta barel pekan lalu, jauh melebihi perkiraan untuk stok minyak sebesar 4 juta barel.

"Sentimen pasar tetap suram karena tidak ada kejelasan tentang berapa lama pandemi akan berlanjut," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.

Bursa saham Asia dan berjangka Wall Street juga jatuh pada hari Rabu karena pandemi virus corona dan prospek resesi global merobek kepercayaan investor.

Hampir 800.000 orang telah terinfeksi di seluruh dunia dan lebih dari 38.800 orang telah meninggal, menurut penghitungan Reuters.

Suasana bearish di pasar juga dipicu oleh keretakan dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya tidak dapat mencapai kesepakatan pada hari Selasa untuk bertemu pada bulan April untuk membahas penurunan harga.

"Sangat tidak mungkin OPEC, dengan atau tanpa Rusia atau Amerika Serikat, akan menyetujui solusi volumetrik yang cukup untuk mengimbangi kerugian permintaan minyak," analis BNP Paribas Harry Tchilinguirian mengatakan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Selasa.

Menambah tekanan ke bawah, sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para pejabat tinggi AS untuk saat ini mengesampingkan proposal aliansi dengan Arab Saudi untuk mengelola pasar minyak global.

Baca Juga: Hingga tengah siang harga emas spot masih bergerak naik di US$ 1.585,53 per ons troi

Administrasi Trump berencana untuk menyewakan ruang bagi perusahaan-perusahaan energi untuk menyimpan minyak di Strategic Petroleum Reserve, setelah upaya sebelumnya untuk membeli jutaan barel untuk persediaan darurat dibatalkan karena kurangnya dana.

Sebuah survei Reuters terhadap 40 analis memperkirakan Brent akan rata-rata $ 38,76 per barel pada tahun 2020, 36% lebih rendah dari perkiraan $ 60,63 dalam survei Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×