kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga minyak acuan berbalik melemah setelah Libya kembali produksi


Senin, 21 September 2020 / 14:04 WIB
Harga minyak acuan berbalik melemah setelah Libya kembali produksi
ILUSTRASI. Harga minyak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali melemah karena potensi kembalinya produksi minyak Libya yang ditambah meningkatnya kasus virus corona. Bahkan, badai tropis yang menuju Pantai Teluk Meksiko tak mampu menahan laju pelemahan di awal pekan ini. 

Mengutip Reuters, Senin (21/9) pukul 13.45 WIB harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman November 2020 turun 33 sen atau 0,8% menjadi US$ 42,82 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga melemah 38 sen atau 0,9% ke level US$ 40,73 per barel.

Tekanan bagi harga emas hitam ini muncul setelah Libya kembali membuka ladang minyaknya. Ini terbukti dari pekerja di ladang utama Sharara Libya telah memulai kembali operasinya, kata dua insinyur yang bekerja di sana. 

Baca Juga: Selepas tengah hari, harga emas balik ke US$ 1.952 per ons troi di pasar spot

Sebelumnya, National Oil Corporation mengumumkan, pencabutan sebagian force majeure di pelabuhan dan ladang minyak Libya. Namun, hingga saat ini masih belum jelas kapan produksi akan dimulai kembali.

"Pasar tidak mampu membeli lebih banyak minyak mentah yang masuk ke pasar," kata analis ANZ dalam sebuah catatan pada hari ini. Mengingat di saat pembatasan terkait virus corona telah mengikis permintaan.

Berasakan perhitungan Reuters, ada lebih dari 30,78 juta orang telah terinfeksi oleh virus corona dan 954.843 telah meninggal secara global. Hal tersebut sudah melumpuhkan perjalanan dan aktivitas bisnis.

"Sulit untuk bersemangat tentang kenaikan permintaan minyak mentah karena virus corona melonjak di Prancis, Spanyol, dan Inggris, bersama dengan kekhawatiran bahwa AS tampaknya siap untuk setidaknya satu siklus lagi di musim gugur dan musim dingin," kata Edward Moya, senior market analyst OANDA.

"Bahkan jika pasar energi tidak melihat produksi Libya kembali atau jika musim badai mereda, harga minyak tidak dapat menghilangkan prospek permintaan yang menyusut."

Sementara itu, Royal Dutch Shell Plc menghentikan beberapa produksi minyak dan mulai mengevakuasi pekerja dari A.S. Platform Teluk Meksiko, kata perusahaan itu pada hari Sabtu.

Baca Juga: Kasus corona melonjak, Inggris pertimbangkan kembali lakukan lockdown nasional

Badai Tropis Beta diperkirakan akan membawa 1 kaki setara 30 sentimeter hujan ke bagian pesisir Texas dan Louisiana saat badai ke-23 yang dinamai musim badai Atlantik tahun ini bergerak ke darat pada Senin malam, kata Pusat Badai Nasional.

Produsen minyak dan gas telah memulai kembali operasi lepas pantai mereka selama akhir pekan setelah diganggu oleh Badai Sally. Sekitar 17% dari A.S. Produksi minyak lepas pantai Teluk Meksiko dan hampir 13% dari produksi gas alam mati pada hari Sabtu karena gelombang dan angin bertiup Sally.

Selanjutnya: Harga minyak acuan kompak menguat di tengah ancaman Badai Beta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×