Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas logam dalam tren positif dalam sebulan terakhir. Analis memperkirakan tren positif tersebut masih akan berlanjut ke depan.
Berdasarkan data Trading Economics, pada Rabu (3/4) pukul 17.53 WIB, harga emas berada di US$ 2.271 per oz troi atau naik 3,57% dalam sepekan dan naik 7,44% dalam sebulan. Perak di US$ 26,3 per oz troi atau naik 6,55% dan 10,08% serta tembaga di US$ 4,08 per Lbs atau naik 2,15% dalam sepekan dan 5,87% dalam sebulan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo memaparkan, kuatnya harga emas di tengah kuatnya permintaan safe haven dalam menghadapi ketegangan geopolitik.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Ungkap Penyebab Penurunan Produksi Bijih Timah 26% di 2023
Pada saat yang sama, para pedagang mengabaikan imbal hasil Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dan prospek The Fed untuk tidak menurunkan suku bunga pada bulan Juni.
Data awal pekan ini menunjukkan manufaktur AS secara tak terduga bangkit kembali, dengan kenaikan harga bahan mentah memicu kekhawatiran bahwa inflasi akan kembali meningkat.
"Investor sekarang menantikan laporan pekerjaan bulan Maret di AS dan pernyataan dari beberapa pejabat Fed untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/4).
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer melanjutkan, harga emas diperkirakan akan mencapai US$ 2.300 dalam waktu dekat, dengan potensi untuk mencapai US$ 2.500 jika tren ini berlanjut. "
Baca Juga: Sejumlah Ekonom Ramal Ekonomi Indonesia Dapat Tumbuh 5% pada 2024, Ini Pendorongnya
Ini didukung oleh kondisi politik dan ekonomi global, terutama di AS," tulisnya dalam riset, Rabu (3/4).
Ia menyebutkan, meskipun pemerintahan AS berusaha untuk mengatasi masalah dan mencegah shutdown, kondisi politik dan ekonomi yang semakin tidak stabil telah mendorong investor untuk mencari aset safe haven seperti emas.
Namun, ia menyebutkan akan terjadi penurunan dalam jangka pendek, yang sudah tercermin pada koreksi harga hari ini sebesar 0,37%. Meski begitu, secara keseluruhan, tren menunjukkan bahwa harga emas cenderung naik dengan momentum yang kuat.
Adapun untuk perak, Sutopo melanjutkan, harganya telah mencapai level tertingginya dalam hampir setahun. Ini juga dipicu oleh meningkatnya permintaan safe haven karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat setelah Israel menyerang kedutaan Iran di Suriah.
Adapun dukungan tambahan untuk logam ini datang dari harapan akan penggunaan yang lebih tinggi dalam industri tenaga surya, lantaran saat ini menghabiskan sekitar sepertiga pasokan perak. "IKEA Foundation mendukung dorongan kendaraan listrik dengan hibah sebesar US$ 100 juta," paparnya.
Namun, momentum kenaikan dibatasi oleh berkurangnya perkiraan dimulainya pelonggaran moneter The Fed setelah data manufaktur AS, pesanan pabrik, dan lowongan pekerjaan mengalahkan perkiraan.
Kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni turun di bawah 60% dari sekitar 70% pada minggu sebelumnya.
Baca Juga: Kinerja Perusahaan Tambang dan Energi Merosot di 2023, Cermati Pemicunya
"Investor kini menantikan statistik ketenagakerjaan mendatang dan pidato pejabat Federal Reserve untuk mendapatkan wawasan mengenai waktu pelonggaran siklus," jelasnya.
Sementara untuk tembaga, didorong data ekonomi China yang lebih kuat dari perkiraan. Baik PMI resmi maupun PMI Caixin menunjukkan adanya ekspansi dalam aktivitas pabrik selama bulan Maret.
Menurutnya, ini menunjukkan sektor ini kemungkinan memperoleh daya tarik setelah hambatan dalam manufaktur Tiongkok yang menopang permintaan logam dasar yang lemah.
Harga juga tetap didukung oleh prospek pasokan yang lebih rendah karena pabrik peleburan tembaga China mendekati pengurangan produksi bersama di tengah berkurangnya pasokan bijih.
Baca Juga: Ini Sebab Pendapatan PT Timah (TINS) Anjlok 33% dan Berbalik Merugi
Namun, penawaran yang tidak terdengar dari pabrik-pabrik mendorong stok melonjak sebesar 5.000 ton menjadi 290,3 ribu ton, memperpanjang lonjakan lebih dari 800% sejak awal tahun.
"Demikian pula premi tembaga Yanghsan diperkirakan akan turun tajam pada akhir bulan, yang mencerminkan rendahnya permintaan pabrik terhadap tembaga fisik," sebutnya.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai, secara keseluruhan sentimen utama untuk komoditas logam ini dari kebijakan The Fed dan bank-bank sentral dunia.
"Untuk saat ini, The Fed yang diperkirakan akan memangkas 75bps hingga akhir tahun menurut saya kurang agresif dan tidak dapat mendukung harga komoditas secara signifikan," katanya.
Baca Juga: Bottom Line Anjlok Meski Pendapatan Melejit, Cek Rekomendasi Saham MDKA dan MBMA
Karenanya, Lukman memperkirakan arah pergerakan harga logam ini baru akan mulai terlihat di semester II, saat siklus pemangkasan suku bunga dimulai. Ia memperkirakan, di akhir tahun harga emas di US$ 2.300 - US$ 2.500 per oz troi, perak US$ 33 - US$ 35 per oz troy, dan tembaga US$ 9.500 - US$ 10.000 per ton.
Sementara Sutopo memperkirakan di akhir tahun harga emas di US$ 2341,40 per oz troi. Lalu perak di US$ 27,13 per oz troi, dan tembaga di US$ 3,80 per Lbs.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News