Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga kembali menguat setelah sempat lemah beberapa pekan lalu. Analis memperkirakan, harga tembaga masih akan melanjutkan penguatan pada perdagangan dunia.
Mengutip Bloomberg, harga tembaga dalam kontrak tiga bulan terakhir di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 2,955 per metrik ton pada perdagangan Rabu (27/2).
Angka ini menguat 0,16% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya atau sekitar US$ 2,950 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harga tembaga kokoh hingga 1,19%.
Senior research dan analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto mengatakan, ada dua faktor yang menguatkan harga tembaga. Yaitu harga tembaga yang melemah seiring pernyataan presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic. Cahyo bilang, ada peluang kenaikan suku bunga tahun ini dan tahun depan.
"Ini tentu dapat menekan harga logam termasuk tembaga," ujar Cahyo kepada Kontan.co.id, Rabu (27/2).
Disamping itu, menjelang batas waktu berlakunya tarif impor barang dagangan China, pelaku pasar pun masih menanti kepastian hasil pertemuan Presiden Trump dan Xi Jinping nanti di Florida.
Menurut Cahyo, tren harga tembaga ditengah penantian keputusan perang dagang, apalagi China sebagai produsen kendaraan listrik masih disangsikan. Pasalnya pelaku pasar menelusuri apakah kendaraan listrik jadi target tarif impor AS atas China.
"Namun secara jangka panjang tren harga tembaga akan tetap naik. Penurunan hanya koreksi pasar dalam mengambil sikap wait and see menunggu hasil perundingan perundingan Presiden Trump dan Xi Jinping," imbuh Cahyo lagi.
Secara teknikal, Cahyo melihat harga tembaga berada di atas garis moving average (MA) 50, 100 dan 200. Kemudian indikator RSI juga naik di area 14, indikator stochastic juga naik di area 9,6, MACD juga mengindikasi kenaikan di level 12,26.
Sementara indikator ADX berada di area netral yaitu level 14 dan indikator CCI naik di area 14. Besok, Cahyo memperkirakan harga tembaga menguat di kisaran level US$ 2,930 sampai US$ 2,965 per metrik ton.
Sedangkan dalam sepekan harga masih menguat di level US$ 2,930 US$ 3,100 per metrik ton. Dia pun merekomendasikan beli (buy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News